Senin 04 Mar 2019 20:27 WIB

Pertamina Mulai Pembebasan Lahan untuk Bangun Kilang Tuban

Pertamina kan menggunakan lahan KLHK dan telah mendapat persetujuan Presiden.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Gita Amanda
Pertamina
Foto: borneomagazine.com
Pertamina

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertamina mulai melakukan progres untuk pembangunan kilang. Salah satunya adalah Pertamina sedang melakukan pembebasan lahan dan penyediaan lahan untuk pembangunan kilang Tuban.

Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia PT Pertamina (Persero), Ignatius Tallulembang, menjelaskan saat ini proses pengadaan lahan sedang berlangsung. Ia mengatakan saat ini penentuan lokasi sudah keluar dan tidak ada lagi permasalahan lahan. Ia juga merinci lahan yang akan dipakai oleh Pertamina antara lain adalah milik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) yang itu sudah mendapatkan persetujuan dari Presiden.

Baca Juga

"Total lahan ada 384 hektare. Sisanya ada lahan masyarakat tapi sudah proses kok. Saat ini sedang proses mekanisme pengadaan," ujar Tallulembang di DPR, Senin (4/3).

Ia berharap proses pembebasan lahan ini sudah bisa selesai pada tahun ini. Langkah ini diperlukan karena di tahun ini juga Pertamina berencana untuk melakukan Grand Design Engendering (GED). Bulan April ini Pertamina baru akan memulai General Engneering Design (GED). Proses GED ini sendiri kata Talulembang memakan waktu satu tahun. Artinya, di tahun depan Pertamina baru bisa memulai lelang EPC dan memulai konstruksi.

"Semoga tahun ini lahan selesai. Nanti bulan April mulai kegiatan engineering, istilahnya general engineering design. April itu kira-kira sekitar satu tahun. Tahun depan selesai baru lelang EPC," ujar Tallulembang.

Kilang dengan kapasitas paling besar di antara enam proyek kilang lainnya ini menghabiskan modal sebesar 16 miliar dolar. Kilang Tuban merupakan kilang petrokimia yang kapasitasnya akan paling besar di antara semua proyek Kilang Pertamina. Mayoritas dana tersebut terserap untuk infrastruktur kilang. Pertamina bekerja sama dengan Roosnevt ini rencananya juga akan membagi beban modal ini.

"Modal segitu memang paling besar untuk infra kilang. Lahan itu sedikit lah. Nanti kita bagi dua dengan Roosnevt. Mereka 55 persen kita 45 persen," ujar Tallulembang.

Ia menjelaskan khususnya untuk kilang Tuban ini direncanakan akan selesai konstruksi pada 2025 mendatang. Namun, untuk secara operasional kilang ini di 2026 diharapkan sudah bisa beroperasi secara penuh.

"Tuban sih selesai 2025 lah. Cuman memang full scale beroperasi itu 2026 lah," ujar Talullembang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement