Ahad 03 Mar 2019 16:14 WIB

DIY Terus Gencarkan Digitalisasi Pasar

Pemerintah DIY terus mendorong era transaksi nontunai di pasar tradisional.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Gita Amanda
Implementasi Transaksi Nontunai. Direktur Bisnis Kecil dan Jaringan Bank Mandiri Hery Gunardi mencoba transaksi nontunai usait peluncuran implementasi pembayaran non tunai di Pasar Mayestik, Jakarta, Rabu (4/4).
Foto: Republika/ Wihdan
Implementasi Transaksi Nontunai. Direktur Bisnis Kecil dan Jaringan Bank Mandiri Hery Gunardi mencoba transaksi nontunai usait peluncuran implementasi pembayaran non tunai di Pasar Mayestik, Jakarta, Rabu (4/4).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pemerintah terus mendorong era transaksi nontunai di pasar tradisional. Begitu juga dengan pasar tradisional di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang mulai menjajaki pembayaran secara digital.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) DIY, Aris Riyanta mengatakan, digitalisasi pasar telah dilakukan di beberapa pasar tradisional. Digitalisasi pasar pun sudah menyasar Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman, Bantul dan Kulon Progo. 

Baca Juga

"Ada Beringharjo Kota Yogyakarta, Pasar Imogiri di Bantul dan Sentolo di Kulon Progo dan Pasar Sleman," kata Aris beberapa waktu lalu.

Tidak hanya dalam penarikan pembayaran retribusi pasar yang sudah diterapkan secara digital. Transaksi antara pembeli dan penjual  pun telah melakukan pembayaran secara nontunai.

"Transaksi jual beli toko-toko besar sudah ada yang pakai e-payment," tambahnya

Rata-rata, pasar yang baru menyentuh pembayaran secara digital masih diterapkan di pasar tipe A. Dalam menunjang keamanan pasar, beberapa juga ada yang dipasang CCTV.

Di pasar kini juga dipasang papan informasi harga harian digital. "Walau belum menyeluruh di semua pasar," kata Aris.

Walaupun begitu, digitalisasi pasar akan terus dilakukan. Hal ini tentunya untuk mengurangi penggunaan uang tunai.

"Ke depan dengan semakin majunya teknologi informasi digital dan model cashless, diharapkan bisa menjangkau tipe pasar lainnya. Namun perlu dievaluasi nantinya sejauh mana yang berjalan," kata Aris.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement