Rabu 27 Feb 2019 02:50 WIB

Pemerintah Ingin Tambah Unicorn Baru di Indonesia

Dua dari perusahaan rintisan itu tengah berupaya menuju status decacorn.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Friska Yolanda
Diskusi Start-Up Indonesia: Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara (tengah), Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso (kanan) dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Thomas Lembong, memberikan materi dalam Forum Merdeka Barat (FMB) 9 bertajuk 'Investasi Unicorn untuk Siapa?', di Jakarta, Selasa (26/2/2019).
Foto: Antara/Reno Esnir
Diskusi Start-Up Indonesia: Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara (tengah), Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso (kanan) dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Thomas Lembong, memberikan materi dalam Forum Merdeka Barat (FMB) 9 bertajuk 'Investasi Unicorn untuk Siapa?', di Jakarta, Selasa (26/2/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pesatnya perkembangan pertumbuhan platform ekonomi digital juga mendorong pertumbuhan investasi yang cukup besar. Tahun ini, pemerintah menargetkan ada lima unicorn yang akan tumbuh di Indonesia.

Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara menjelaskan tahun ini akan ada lima unicorn yang tumbuh di Indonesia. Empat di antaranya sudah menorehkan prestasi seperti Traveloka, Gojek, dan Bukalapak. Rudi menjelaskan tidak menutup kemungkinan di 2019 ini satu lagi perusahaan akan menambah daftar unicorn di Indonesia.

"Kita yakin 2019 ada lima, sekarang ada empat," ujar Rudi di Kantor Kominfo, Selasa (27/2).

Dua dari lima unicorn tersebut akan naik menjadi decacorn atau memiliki nilai valuasi sebesar 10 miliar dolar AS. "Saya prediksi ada dua unicorn yang menjadi bonus jadi decacorn," kata Rudi.

Pertumbuhan ekonomi digital ini juga diamini oleh Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Thomas Trikasih Lembong. Lembong mengatakan pertumbuhan ini terlihat dari pertumbuhan besaran investasi asing langsung yang masuk ke Indonesia. Investasi asing langsung ke Indonesia pada 2017 sempat mengalami puncaknya, lalu menurun di 2018 dan diprediksi akan naik di 2019.

"Saya melihatnya akan meningkat, sebab FDI 2017 tinggi. Tahun 2018 sempat turun, tetapi FDI ke ekonomi digital tidak, ini menandakan bahwa sektor ini stabil," katanya.

Thomas juga merinci dari data 2018 kemarin, total Investasi asing yang masuk sebesar 9 sampai 12 miliar dolar AS, 15-20 persen di antaranya masuk ke sektor ekonomi digital.

Pertumbuhan investasi ini sebenarnya membawa dampak domino yang cukup signifikan. Sebab, meski yang terlihat hanya beberapa unicorn, tetapi di balik besarnya unicorn ini, kata Thomas, ada belasan bahkan puluhan ekonomi digital yang terus tumbuh. "Unicorn adalah puncak dari gunung es," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement