REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Kemajuan yang dicapai dalam putaran terakhir perundingan perdagangan antara Amerika Serikat dan Cina sangat menggembirakan. Perundingan perdagangan telah meninggalkan titik kegagalan yang tidak bisa diubah meskipun tingkat keberhasilan masih harus dilihat.
"Ini adalah konfirmasi dari kepercayaan dan niat baik yang telah ditimbulkan dan ini menjadi pertanda baik bagi hasil win-win dalam beberapa pekan ke depan," kata Sourabh Gupta, seorang rekan senior di Institute for China-America Studies yang berbasis di Washington mengatakan kepada Xinhua, melalui surat elektronik.
Dalam retrospeksi, katanya, pertemuan pekan lalu di Beijing sangat penting. "Mereka memastikan bahwa perundingan telah melewati titik ambang kegagalan yang tidak dapat dibayangkan," katanya.
Gedung Putih telah mengancam menaikkan tarif bea masuk menjadi 25 persen dari 10 persen terhadap 200 miliar dolar AS barang-barang Tiongkok ke negara itu. Penerapan tarif itu dilakukan jika kedua belah pihak gagal mencapai kesepakatan tentang solusi gesekan perdagangan sebelum 1 Maret.
Menjelang tenggat waktu, para perunding Cina dan AS pada Ahad(24/2) mengakhiri putaran perundingan perdagangan terbaru dengan kemajuan substansial mengenai masalah-masalah khusus di Washington. Presiden AS Donald Trump kemudian mencicit bahwa dia akan menunda kenaikan tarif impor Cina yang dijadwalkan untuk 1 Maret.