Rabu 20 Feb 2019 06:01 WIB

Data BPS Sering Dijadikan Polemik Jelang Pemilu 2019

Pemilu 2019 membuat BPS mengambil langkah mencegah timbulnya polemik.

Red: Nur Aini
Kepala Badan Pusat Stastistik (BPS), Suhariyanto
Foto: Republika TV/Havid Al Vizki
Kepala Badan Pusat Stastistik (BPS), Suhariyanto

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Pusat,  Suhariyanto, mengungkapkan data yang dipublikasikan pihaknya setiap bulan sering dijadikan polemik dalam masyarakat menjelang Pemilu pada 17 April 2019.

"Data BPS ada satu pihak yang menggunakannya untuk hal negatif dan pihak lainnya hal positif. Kondisi tersebut bisa menjadi polemik di tahun politik ini," kata  Suhariyanto ketika membuka rapat teknis nasional pimpinan BPS persiapan Sensus Penduduk 2020, di Palembang, Selasa (19/2).

Baca Juga

Dia menjelaskan, pada 2019 merupakan tahun sangat penting bagi perjalanan bangsa Indonesia karena ada pemilihan anggota legislatif maupun Presiden dan Wapres.

Menghadapi tahun politik ini, kondisi tersebut memberi dampak kepada BPS. Oleh karena itu, ia mendorong BPS mengambil langkah-langkah untuk mencegah berkembangnya polemik di tengah-tengah masyarakat yang bisa mengganggu pesta demokrasi rakyat itu.

"Setiap awal bulan BPS mempublikasikan data yang menjadi pekerjaan utama pemerintah kepada masyarakat secara luas," ujarnya.

Selama ini, pihaknya dapat menghadapi polemik dari data BPS dengan baik melalui komunikasi intensif dengan media massa serta semua pihak. Badan yang bertugas menyediakan dan mengolah data berupaya menjaga integritas dan profesionalitas, sehingga bisa meyakinkan masyarakat bahwa data yang dipublikasikan dapat dipertanggungjawabkan.

"Semua data yang diolah BPS secara rutin setiap bulan dipublikasikan secara terbuka  melalui media massa sehingga bisa digunakan pemerintah dan masyarakat untuk melakukan berbagai kegiatan serta kebijakan," kata Suhariyanto.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement