Selasa 19 Feb 2019 14:11 WIB

Bappenas: Unicorn Untungkan Perekonomian Indonesia

Saat ini ada 4 unicorn di Indonesia yakni Gojek, Bukalapak, Traveloka dan Tokopedia

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Nidia Zuraya
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Bambang Brodjonegoro
Foto: Republika TV/Havid Al Vizki
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Bambang Brodjonegoro

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keberadaan unicorn di Indonesia dinilai menguntungkan perekonomian di dalam negeri. Hal tersebut disampaikan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Bambang Brodjonegoro di Jakarta, Selasa (19/2).

Ia mengatakan, keberadaan unicorn menunjukkan bahwa ada pelaku bisnis startup yang sudah level internasional dengan market value yang besar. Dengan market value yang besar tersebut, dipastikan akan mengundang modal masuk.

Baca Juga

"Kita harapkan juga kalau makin besar, dia akan menjadi pelaku global dan diharapkan bisa membawa produk atau barang kita tidak hanya berjaya di dalam negeri tapi juga bisa menembus online international," ujarnya.

Ia menambahkan, unicorn bisa menjadi investasi langsung asing atau foreign direct investment (FDI). Itu artinya, dengan sebagian saham unicorn yang tadinya lokal namun dimiliki asing, itu merupakan capital inflow.

"Jadi justru perusahaan Indonesia bisa menjadj penarik FDI masuk. Capital inflow bukan capital outflow. Kita juga melihat kalau unicorn ini terus berkembang, sebagian deviden dipakai untuk investasi lagi," ujar dia.

Diakui Bambang, Bappenas tidak memiliki kajian secara khusus terhadap unicorn. Namun, kata dia, Bappenas tetap fokus pada antisipasi ekonomi digital dari revolusi industri keempat.

Ia berharap keberadaan unicorn yang ada mampu menjadi pelaku yang bisa membawa transformasi. "Jadi bisa menjadi contoh bagi yang lain bahwa seharusnya yang namanya startup itu mengarah ke sana," ujar dia.

Saat ini terdapat empat unicorn di Indonesia yakni Gojek, Bukalapak, Traveloka dan Tokopedia. Menurut Bambang, tidak bisa melihat berapa jumlah unicorn yang ideal dalam satu negara ataupun di Indonesia.

Bagi Bambang, yang paling penting adalah daya saing dari yang sudah ada dan memperbaiki tingkat keberhasilan startup. "Kalau kita punya unicorn banyak tapi kesuksesan startup rendah, kan berarti nggak bagus untuk mendorong kewirausahaan di Indonesia," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement