Senin 18 Feb 2019 13:28 WIB

Inklusi Keuangan Maluku Meningkat 89 Persen

BPD didorong memberikan layanan agen laku pandai kepada masyarakat.

Warga melakukan transaksi melalui agen Laku Pandai di Liang, Salahutu, Ambon, Maluku, Selasa (24/5). (Republika/Tahta Aidilla)
Foto: Tahta Aidilla/Republika
Warga melakukan transaksi melalui agen Laku Pandai di Liang, Salahutu, Ambon, Maluku, Selasa (24/5). (Republika/Tahta Aidilla)

REPUBLIKA.CO.ID, AMBON -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Maluku mencatat peningkatan Program Inklusi Keuangan (simpel dan Agen Laku Pandai) sebanyak 2.449 agen atau meningkat 89,11 persen (yoy). Agen ini tersebar di 312 desa pada 11 kota atau kabupaten.

"Ini meningkat 14 desa dari posisi Desember 2017," kata Kepala OJK Maluku, Bambang Hermanto, Senin (18/2).

Ia mengatakan, perkembangan program kerja Tim Percepatan Akses Kuangan Daerah (TPAKD) Maluku menunjukan peningkatan akses keuangan untuk program laku pandai yang cukup optimal. 

Namun demikian, jangkauan wilayah atau penyebaran agen pada desa-desa yang berada di wilayah Provinsi Maluku belum menunjukkan perkembangan yang optimal. Kondisi ini disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya ketersediaan infrastruktur dan jaringan komunikasi.

Untuk itu, diperlukan keterlibatan pemerintah dan instansi penyedia jaringan telekomunikasi untuk menjangkau hingga ke pelosok-pelosok desa. "Kami berharap badan usaha milik desa (bumdes) bisa berperan aktif menjadi agen laku pandai bagi desanya sehingga selain menumbuhkan aktivitas bisnis bagi bumdes juga mampu meningkatkan transaksi ekonomi masyarakat melalui jasa perbankan," katanya.

Bambang menjelaskan, adapun jumlah bank penyelenggara Laku Pandai/LKD di Maluku saat ini sebanyak lima bank yaitu Bank Rakyat Indonesia, Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia, Bank Tabungan Negara, dan Bank Sinarmas. Pada 2019, diharapkan BPD Maluku dan Malut dapat memberikan layanan agen laku pandai setelah statusnya naik dari Bank dengan kegiatan Usaha (BUKU) I menjadi BUKU II.  

Sementara itu katanya, saldo Tabungan Simpanan Pelajar (SimPel) Posisi Desember 2018 tercatat sebesar Rp 17,76 miliar. Jumlah ini meningkat 180,54 persen (yoy) atau sebesar Rp 11,43 miliar dari posisi Desember 2017.

Jumlah rekening tercatat sebanyak 78.407 rekening, meningkat 75,04 persen (yoy) atau 33.614 rekening dari 44.793 rekening pada posisi Desember 2017, yang tersebar di 1233 sekolah di wilayah Provinsi Maluku. Jumlah ini merupakan milik pelajar dari jenjang PAUD hingga tingkat SMA/sederajat.

"Jumlah tersebut bertambah 466 sekolah dibanding posisi Desember 2017. Hingga saat ini, bank penyelenggara tabungan SimPel berjumlah 11 bank," ujarnya.

Sebagai bentuk kontribusi langsung OJK pada pengembangan ekonomi daerah, TPAKD Provinsi Maluku pada tahun 2018 telah dilakukan upaya percepatan akses keuangan masyarakat melalui pendekatan klaster. Pemberdayaan ekonomi masyarakat berbasis kluster di Provinsi Maluku merupakan program kerja bersama antara TPAKD Provinsi Maluku, TPAKD Kabupaten Maluku Tenggara dan Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Provinsi Maluku.

"Bentuk kegiatan adalah Sosialisasi, pelatihan keahlian dan pendampingan masyarakat secara berkelanjutan yang akan dilaksanakan sesuai dengan potensi dan komoditas unggulan daerah di Provinsi Maluku serta mendekatkan akses layanan keuangan khusus kredit untuk mendukung permodalan usaha" ujar Bambang.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement