REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto, memandang Indonesia sejak era Reformasi sampai saat ini masih belum memiliki ketahanan pangan. Lebih lanjut, dia menyayangkan beberapa komoditas pangan masih bergantung pada impor.
Pendamping cawapres Sandiaga Uno itu menjelaskan, tidak adanya ketahanan pangan dapat membuat harga pangan di tengah masyarakat tidak terjangkau. Di tengah perkembangan teknologi informasi dewasa ini, baginya kemajuan revolusi industri tidak seharusnya menggerus kesejahteraan petani.
"Ini yang jadi masalah. Kita belum bisa menjamin harga pangan terjangkau. Ini masalahnya, industri bagus, tapi saya ingin menjamin indonesia bisa menyediakan pangannya sendiri tanpa impor," kata Prabowo Subianto dalam debat putaran kedua di The Sultan Hotel, Jakarta, Ahad (17/2).
Menurutnya, permasalahan impor masih menjadi pekerjaan rumah (PR) yang harus segera diselesaikan. Sebab, adanya impor terutama di masa panen terus menggerus pendapatan petani. Tidak jarang masa panen malah diramaikan dengan arus barang-barang impor di dalam negeri.
"Dulu itu, sebulan sebelum panen itu enggak boleh impor. Sekarang, kok gempur-gempuran impornya?" ujar Prabowo.
Di sisi lain, mantan danjen Kopassus itu menyebutkan, kesejahteraan petani juga sangat tergantung pada persoalan bibit dan pasokan pupuk yang menurutnya masih bermasalah sampai saat ini.