Rabu 13 Feb 2019 11:17 WIB

Perjanjian Dagang dengan Australia Selesai Tahun Ini

Selain otomotif, produk yang berpotensi diekspor ke Australia adalah produk kayu.

Rep: Adinda Pryanka / Red: Friska Yolanda
Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution, Menteri Keuangan Sri Mulyani, dan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto. Dalam konferensi pers Simplifikasi Ekspor Kendaraan Bermotor dalam Bentuk Jadi (CBU) di PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk, Cilincing, Jakarta Utara, Selasa (12/2) sore.
Foto: Republika/Flori Sidebang
Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution, Menteri Keuangan Sri Mulyani, dan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto. Dalam konferensi pers Simplifikasi Ekspor Kendaraan Bermotor dalam Bentuk Jadi (CBU) di PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk, Cilincing, Jakarta Utara, Selasa (12/2) sore.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita memastikan, penandatanganan kesepakatan perdagangan Comprehensive Economi Partnership Agreement (CEPA) Indonesia dengan Australia dapat berlangsung pada tahun ini. Kini, pihaknya tengah menunggu penyesuaian jadwal dengan pemerintah Australia utnuk untuk melangsungkan penandatanganan.

Enggar menyebutkan, tahapan pembahasan poin-poin yang tertuang dalam perjanjian perdagangan itu sudah rampung secara substansi. Begitupun dengan proses penerjemahan dalam bahasa kedua negara "Kita semua sudah siap, tinggal sesuaikan jadwal," ucapnya saat ditemui usai konferensi pers penyederhanaan aturan ekspor kendaraan bermotor CBU di Terminal Kendaraan IKT Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (12/2).

Penandatanganan perundingan dagang ini akan memberikan peluang besar dalam peningkatan pertumbuhan ekspor maupun investasi. Di samping itu, IA CEPA yang membutuhkan waktu lebih dari enam tahun perundingan tersebut juga akan membuka peluang di bidang vokasi pendidikan. Enggar memastikan, Indonesia akan banyak mendapatkan benefit dari IA CEPA.

IA CEPA merupakan momentum untuk memaksimalkan kinerja ekspor industri Indonesia. Enggar menyebutkan, ada belasan ribu komoditas yang berpotensi untuk diekspor ke Negeri Kangguru tersebut. "Salah satunya otomotif," katanya.

 

Perundingan dagang IA CEPA sendiri sebenarnya sudah selesai dan dideklarasikan pada akhir Agustus 2018 di Istana Bogor. Penandatanganan deklarasi dilakukan Enggar bersama Menteri Perdagangan, Pariwisata dan Investasi Australia, Simon Birmingham dengan disaksikan oleh Presiden Indonesia Joko Widodo dan Perdana Menteri Australia Scott Morrison.

Setelah penandatangan IA-CEPA itu, proses selanjutnya adalah legal scrubing untuk memastikan konsistensi hukum dan penerjemahan (bahasa Inggris dan Indonesia). Setelah kedua proses tersebut selesai maka tahapan selanjutnya adalah melalui proses domestik (ratifikasi) di kedua negara, barulah perjanjian IA-CEPA dapat berlaku secara resmi.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, peresmian IA-CEPA akan berdampak positif terhadap industri otomotif. "Kalau CEPA dengan Australia itu terbuka, maka ada 1 juta pasar yang terbuka. Kami sudah bicara dengan principal, ekspornya akan dari Indonesia," tuturnya dalam rilis yang diterima, Selasa.

Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Iman Pambagyo menambahkan, IA-CEPA memiliki beberapa keuntungan bagi Indonesia. Dalam hal perdagangan barang, ekspor Indonesia akan meningkat ke Australia karena Australia telah memberikan komitmen untuk mengeliminasi bea masuk impor untuk seluruh pos tarifnya menjadi persen.

Selain otomotif, produk lain yang berpotensi untuk ditingkatkan ekspornya adalah kayu dan turunannya. Termasuk di antaranya furnitur, tekstil dan produk tekstil, ban, alat komunikasi, obat-obatan, permesinan, dan peralatan elektronik.

Sementara itu, untuk sektor industri atau manufaktur, Indonesia dapat mengakses bahan baku dasar atau penolong produksi yang lebih murah dan berkualitas untuk kemudian diekspor ke negara ketiga.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement