Selasa 12 Feb 2019 18:16 WIB

PLN Meulaboh Segera Aliri Listrik ke Desa Sikundo

Rasio desa berlistrik di Aceh Barat telah tercapai 100 persen.

Petugas PLN memeriksa jaringan listrik. (ilustrasi)
Foto: PLN
Petugas PLN memeriksa jaringan listrik. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MEULABOH -- PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero Area Meulaboh, mulai melakukan survei untuk rencana pasokan arus listrik ke sejumlah rumah warga Desa Sikundo, Kecamatan Pante Ceureumen, Kabupaten Aceh Barat.

"Kami sedang melakukan survei, tim dari Banda Aceh yang melakukan survey sebelum pembangunan infrastruktur kelistrikan dieksekusi," kata Manager PT PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Area Meulaboh, Ediwan, di Meulaboh, Selasa (12/2).

Ia menyampaikan, sesuai data diterima dari Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes) RI, bahwa hanya tersisa Desa Sikundo di wilayah Kabupaten Aceh Barat yang belum teraliri listrik.

Kata Ediwan, dengan selesainya pembangunan infrastruktur kelistrikan di desa tersebut maka rasio desa berlistrik di Aceh Barat telah tercapai 100 persen, ditargetkan suplai arus listrik akan sampai ke Desa Sikundo pada semester satu atau bulan Juni 2019.

PLN UP3 Area Meulaboh baru memulai kegiatan eksekusi pembangunan infrastruktur listrik tersebut setelah tuntasnya kontruksi jalan penghubung yang terbuat dari jembatan gantung rangka besi dari Desa Jambak ke Desa Sikundo, berada di seberang sungai. "Ini intruksi unit induk wilayah, agar segera melaksanakan kebutuhan awal eksekusi pekerjaan. Eksekusi pekerjaan awal berupa survey, usulan dan pengadaan, proses pengadaan ini yang sedikit lama karena harus sesuai Undang - Undang," sebutnya lagi.

Lebih lanjut disampaikan, utilitas atau jaringan kelistrikan milik PT PLN sampai saat ini memang sudah sampai ke Desa Jambak, kemudian hanya melakukan sambungan 6 kilometer Jaringan Tegangan Menengah (JTM) untuk sampai ke Sikundo, di seberang sungai.

Ediwan, menyebut, bahwa energi listrik yang disuplai ke Desa Sikundo disesuaikan dengan estimasi dan kebutuhan rumah tangga pelangan, di desa terpencil itu hanya terdapat 20 unit rumah dengan 34 kepala keluarga dan satu unit sekolah dasar.

Meski pun demikian, pihak PLN tetap menggunakan JTM dan tidak menggunakan Jaringan Tegangan Rendah (JTR) agar suplai arus lebih maksimal dan sebagai upaya persiapan, apabila ke depan ada penambahan rumah atau kebutuhan listrik usaha.

"Kalau melihat kondisi kebutuhan saat ini cukup satu trafo 50 KVA untuk menyuplai kebutuhan Kwh. Meski demikian tentunya kita siapkan juga untuk penambahan, makanya kita gunakan JTM," demikian Ediwan.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement