REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) menyatakan, kapasitas produksinya mencapai 3,5 juta ton pada 2018. Angka itu naik 7,7 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang sebanyak 3,25 juta ton.
Kapasitas WSBP pada 2017 tersebut juga telah meningkat 32 persen dibandingkan 2016 yang sebanyak 2,65 juta ton. Seperti diketahui, 2016 merupakan tahun pelaksanaan penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham WSBP.
Saat ini, WSBP memiliki 11 plant yang tersebar di sejumlah daerah, yaitu Cibitung, Palembang, Karawang, Subang, Sadang, Sidoarjo, Kalijati, Bojonegara, Klaten, Gasing, dan Legundi. Perseroan juga memiliki 72 batching plant.
Sedangkan nilai kontrak baru WSBP mencapai Rp 6,66 triliun pada 2018. Total kontrak yang dikelola (order book) senilai Rp 17,34 triliun, termasuk kontrak bawaan (carry over) pad 2017 sebesar Rp 10,68 triliun.
Baca juga, Waskita Karya Jual 6 Ruas Tol Setelah Pilpres
"Tahun ini, WSBP akan tetap mempertahankan kinerjanya, baik dari sisi pendapatan usaha, laba, dan nilai kontrak baru," ujar Direktur Utama WSBP Jarot Subana melalui siaran pers yang diterima Republika.co.id, Jumat, (8/2).
Ia menambahkan, pada 2019 perseroan menargetkan laba naik sekitar 19 persen dibandingkan 2018. Perusahaan juga menargetkan nilai kontrak baru 2019 sebesar Rp 10,39 triliun, baik dari proyek internal maupun eksternal.
"Perseroan pun optimistis pendapatan 2019 mencapai Rp 9,37 triliun dan laba bersih Rp 1,31 triliun. Adapun anggaran belanja modal (capital expenditure/capex) tahun ini sebesar Rp 922,96 miliar," kata jarot.
Sebagai informasi, pendapatan perseroan hingga kuartal III 2018 sebesar Rp 5,43 triliun, naik 8,3 persen dibandingkan periode sama 2017 yang sebesar Rp 5,01 triliun. Lalu Laba bersih naik 7,2 persen menjadi Rp 885 miliar dari Rp 825 miliar.
Adapun gearing ratio per kuartal III 2018 sebesar 75,4 persen. Dengan gross margin 28,7 persen, dan net profit margin 16,3 persen. Selanjutnya, pada akhir 2018, WSBP telah menerima pembayaran sebesar Rp 1,8 triliun untuk proyek turn key jalan tol Krian-Legundi-Bunder-Manyar (KLBM) dan proyek lainnya. Dengan pembayaran tersebut, Waskita Precast dapat menutup akhir 2018 dengan membukukan arus kas (cash flow) operasional positif yang signifikan sekitar Rp 1,4 triliun, dibandingkan 2017 yang minus Rp 2,4 triliun dan 2016 yang minus Rp 3 triliun.
"Pada 2018, arus kas dari operasional perusahaan surplus. Penerimaan termin yang masuk sampai November sebesar Rp 9,6 triliun, lalu kami terima lagi termasuk dari proyek lainnya sebesar Rp 1,8 triliun pada akhir 2018. Jadi, totalnya sekitar Rp 11,4 triliun,” kata Direktur Keuangan WSBP Anton YT Nugroho.
WSBP pun telah menuntaskan proyek tol Becakayu yang merupakan proyek turnkey pertama perseroan. Proyek turnkey memiliki margin yang lebih besar dibandingkan non-turnkey. Namun, sebagai kompensasi, kontraktor harus siap pendanaan sampai proyek selesai.