REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Upaya peningkatan serapan gabah/beras petani (Sergap) terus dilakukan. Provinsi Lampung sebagai salah satu dari 12 provinsi sentra produksi beras memiliki target yang cukup besar untuk dicapai hingga Maret 2019, yakni 81.358 ton. Dalam rapat koordinasi di kantor divre Bulog Lampung telah dibahas berbagai kendala dan strategi pencapaian target, Kamis (7/2).
Upaya mengejar pencapaian target sangat penting, mengingat serapan baru mencapai 157 ton atau sekitar 15,38 persen dari target Januari.
Kepala Pusat Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian, Tri Agustin menjelaskan, salah satu strategi yang dapat dilakukan adalah berkoordinasi dengan para gapoktan penerima bantuan mesin peralatan dari Kementerian Pertanian.
"Kami terus lakukan pendekatan kepada para petani atau gapoktan yang telah menerima bantuan. Kami sudah mempunyai data para penerima bantuan vertical dryer padi hingga 2018. Mereka ini lah yang kita dorong agar dapat menjual berasnya ke bulog," kata Tri.
Strategi lainnya menurut Tri, melakukan peningkatan pelayanan dengan metode jemput bola. "Kita akan terjun langsung ke titik-titik yg menjadi target serapan, dan kami harapkan gudang bulog tetap buka dan melakukan pembelian meskipun hari libur,” ujar Tri.
Inspektur Jenderal Kementerian Pertanian (Kementan), Justan Siahaan, sebagai penanggungjawab Upsus provinsi Lampung yang juga hadir dalam rakor menambahkan, data upsus yang ada menjadi dasar agar upaya menyerap beras petani lebih terarah. Target besar dari sergap menurut Justan, selain untuk memenuhi cadangan beras nasional, juga untuk ekspor.
"Kita tidak perlu khawatir nanti berasnya mau disalurkan kemana, karena setelah target tercapai, akan kita lakukan ekspor," tutur Justan.
Kepala Divre Bulog Lampung, Attar Rizal menyampaikan, dari target serapan sekitar 102 ribu ton hingga akhir tahun, 40 persen nya akan dipenuhi dari beras premium dan 60 persen dari beras medium.
"Untuk saat ini kita akan penuhi dulu dari yang premium mengingat harga masih tinggi," tambah Rizal.
Ketua Perpadi Lampung Midi Iswanto mengharapkan penggilingan yang ada dapat mengoptimalkan serapan gabah petani.
Tim sergap TNI dari Mabes AD Kol. Inf. Nasrullah Nasution meminta jajarannya lebih optimal lagi turun ke lapangan bersama-sama mengawal, agar target sergap bisa tercapai.
Selain dari Kementan, Bulog, TNI dan Perpadi, juga hadir kepala Dinas Ketahanan Pangan provinsi Lampung, perwakilan dinas pertanian dan kepala BPTP Lampung.