REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelaku usaha angkutan logistik mengharapkan tarif Tol Trans Jawa dapat diturunkan dan dievaluasi kembali. Hanya saja, Head of Corporate Finance Jasa Marga Eka Setya Adrianto mengatakan ada beberapa pertimbangan untuk mengkaji kembali tarif tol yang sudah diterapkan, khususnya Tol Trans Jawa.
Eka menuturkan pada dasarnya Jasa Marga pasti akan melakukan kajian tersebut. “Kita akan selalu mengkaji dan melihat segala fokusnya. Tapi kita kan juga Badan Usaha Milik Negara (BUMN),” kata Eka di Menara BCA, Kamis (7/2).
Dia menjelaskan sebagai perusahaan BUMN maka Jasa Marga juga harus menyeimbangkan antara kebutuhan pengguna jalan. Di sisi lain, Eka menegaskan Jasa Marga juga harus memikirkan investor karena merupakan perusahaan publik.
Meskipun begitu, Eka memastikan Jasa Marga tidak menutup kemungkinan untuk melakukan pembahasan dengan pelaku usaha logistik. “Selanjutnya bakal begitu (pelaku usaha angkutan logistik bertemu dengan Jasa Marga. Tapi kita lihat lah ini era politik tapi clear, Jasa Marga fokusnya developing,” jelas Eka.
Dia memastikan, meski tarif tol dirasa teralalu mahal namun Jasa Marga juga harus menjaga nilai pemegang saham. Eka menuturkan apa yang sudah diinvestasikan pemegang saham harus diatur dengan baik agar return tetap optimal.
Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) mengharapkan tarif Tol Trans Jawa bisa turun 20 persen. Wakil Ketua Umum Aptrindo Nofrisel mengatakan tarif tersebut berpengaruh kepada biaya logistik untuk pengusaha truk.
“Kita merasakan adanya implikasi cost yang naik di struktur cost kita. Jadi mengaturnya itu nggak bisa karena kami merasa komponen tol cukup signifikan pengaruhnya terhadap struktur cost kita,” kata Nofrisel di Gedung Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Rabu (6/2).
Nofrisel mengatakan tarif Tol Trans Jawa untuk kendaraan besar hingga melebihi satu juta rupiah berpengaruh sangat signifikan. Sebab, kata Nofrisel, tarif tol hanya salah satu dari struktur biaya logistik selain bahan bakar, dan ongkos sopir.