Kamis 07 Feb 2019 23:47 WIB

KEIN: Industri Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi 2018

Pertumbuhan 5,17 persen di 2018 adalah yang tertinggi di era Presiden Jokowi

Wakil Ketua Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) Arif Budimanta (kanan) bersama para ekonom menjadi pembicara dalam sumbang saran dan pemirikan saat launching buku
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Wakil Ketua Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) Arif Budimanta (kanan) bersama para ekonom menjadi pembicara dalam sumbang saran dan pemirikan saat launching buku

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) Arief Budimanta menilai, kinerja perekonomian Indonesia berdasarkan lapangan usaha menunjukan pencapaian yang baik sepanjang 2018. Arif Budimantamenegaskan, sektor industri masih mampu menjadi penopang perekonomian nasional dengan mencatatkan pertumbuhan 4,25 persen serta memberikan kontribusi sebesar 19,82 persen terhadap PDB 2018. 

"Sektor industri berkinerja baik kendati masih perlu dioptimalkan," katanya, Kamis (7/2).

BPS mencatat, tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada periode 2018 tumbuh 5,17 persen. Sementara di kuartal IV-2018, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,18 persen atau lebih baik dari kuartal ketiga sebelumnya yang sebesar 5,17 persen.

Pertumbuhan sebesar 5,17 persen di tahun 2018 juga menjadi pencapaian tertinggi pemerintahan Joko Widodo selama empat tahun terakhir. Pada 2015, pertumbuhan ekonomi 4,88 persen dan pada 2016 menjadi 5,03 persen, kemudian pertumbuhan meningkat lagi di tahun 2017 menjadi 5,07 persen. 

"Kita melihat, pengelolaan ekonomi oleh presiden Joko Widodo kian hari kian membaik di tengah tekanan ekonomi global yang sangat berat dan terus membesar," ujar Arif.

Arif juga menyoroti sejumlah sektor industri yang tumbuh double digit sepanjang 2018. Industri pengolahan tembakau naik 12,06 persen, industri tekstil dan pakaian jadi naik 10,82 persen, serta industri kulit, barang dari kulit, dan alas kaki berkembang 12,10 persen. 

"Ketiga sektor industry ini menyerap tenaga kerja yang sangat besar dan banyak menggunakan bahan baku dalam negeri. Jadi ini akan memberikan dampak positif bagi perekonomian," katanya.

Bahkan industri logam dasar mampu tumbuh 15,52 persen dan industri permesinan tumbuh 14,55 persen. Arif menegaskan, nilai pertumbuhan yang terbilang besar itu akan efektif menunjang sektor industri lainnya seperti otomotif, konstruksi, dan pembangunan infrastruktur. 

"Ketika muncul data perdagangan otomotif naik 4,46 persen, kita boleh bersyukur karena komponen otomotif itu ditopang oleh industri logam dan mesin di dalam negeri.

Arif meyakini, sector industri masih akan memberikan kinerja yang baik dan mampu menopang perekonomian Indonesia. ¿Sektor konsumsi yang memberi kontribusi 58 persen terhadap PDB juga bisa lebih banyak menyerap hasil produk industri dalam negeri," katanya. 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement