REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Kementerian Pertanian (Kementan) membantu petani di Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat, mengembangkan kopi unggulan arabika jenis sigararutang. Pengembangan dilakukan di lahan seluas 100 hektare senilai Rp 539 juta.
"Kami bertekad kawasan yang memiliki ketinggian di 1.000 meter di atas permukaan laut akan di tanami kopi jebis arabika dan tahun ini ada bantuan 100 hektare dari Kementerian Pertanian," kata Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian Solok Selata, Wandra di Padang Aro, Senin (4/2).
Dia mengatakan bantuan pengembangan kopi arabika diberikan untuk sembilan kelompok tani di tiga Kecamatan. Untuk Kecamatan Sangir diberikan untuk 44 hektare tani, Pauah Duo 20 hektare dan Koto Parik Gadang Diateh 26 hektare. Bantuan ini bukan hanya bibit tetapi juga diberikan pupuk organik sebanyak 47,5 ton serta pohon pelindung 20 ribu batang.
Dia menyebutkan untuk kopi Arabika sejak mulai tanam baru akan berbunga setelah dua tahun. Sedangkan untuk pemasaran kata dia, masing-masing petani sudah memiliki langganan sendiri hingga ke Jakarta.
Selain itu harga kopi Arabika juga sangat menjanjikan untuk peningkatan ekonomi masyarakat di mana yang paling mahal Arabika Single Origin ground atau bubuk seharga Rp 250 ribu per kilogram. Setelah itu Arabika Single Origin Roasted dengan harga jual Rp 230 ribu per kilogram.
"Dengan harga jual yang tinggi diharapkan minat masyarakat untuk membudidayakan kopi bisa meningkat," ujarnya.
Dia berharap, masyarakat yang menerima bantuan betul-betul memanfaatkannya dengan baik dan dirawat hingga menghasilkan. Jangan sampai bantuan ini setelah ditanam tidak dipelihara sehingga mubazir padahal nilai ekonominya sangat bagus dan banyak yang mencarinya.
Dia menambahkan, produksi kopi Solok Selatan sepanjang 2018 sebanyak 2.483,3 ton dengan rincian arabika 338,3 ton dan Robusta 2.144,9 ton dalam bentuk kopi beras. Luas lahan kopi arabika saat ini baru 478 hektare dan robusta 3.293 hektare.