REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memproyeksi ada lima sektor industri yang mengalami pertumbuhan signifikan di tahun politik. Lima sektor industri ini juga mengalami pertumbuhan saat Pemilu 2014 silam.
"Sektor industri seperti industri makanan dan minuman, tekstil dan pakaian jadi, kulit, barang dari kulit dan alas kaki diprediksi mengalami kenaikan pertumbuhan tahun ini," kata Staf Ahli Menteri Perindustrian Bidang Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri, Imam Haryono dalam Seminar Outlook Ekonomi di Kemenperin Jakarta, Kamis (31/1).
Kemenperin memproyeksikan pertumbuhan industri pengolahan non migas 2019 sebesar 5,57 persen. Proyeksi tersebut di atas proyeksi pertumbuhan ekonomi 5,3 persen.
Imam merinci untuk industri makanan dan minuman pada tahun ini akan tumbuh sebesar 9,86 persen; Mesin 7 persen; Tekstil dan Pakaian Jadi 5,61 persen; Kulit, Barang dari Kulit, Alas Kaki 5,40 persen, dan Barang dari Logam, Eletronika, Komputer yaitu 3,81 persen.
Sementara untuk proyeksi tahun 2020-2014, pertumbuhan industri pengolahan berada di rentang 5,40-7,05 persen.
Imam menjelaskan pada tahun 2019 ini, kondisi perekonomian Indonesia dipengaruhi sejumlah isu penting, seperti Pemilihan Presiden, perjanjian perdagangan Indonesia-EFTA Comprehensive Economic Partnership Agreement (IE-CEPA) dan perang dagang Amerika Serikat-Cina yang panas sejak 2018.
Oleh karena itu, Kementerian Perindustrian pun telah menerapkan langkah strategis untuk meningkatkan daya saing industri, yakni pertama melalui "Making Indonesia 4.0" yang akan merevitalisasi sektor manufaktur Indonesia.
Making Indonesia menjadi salah satu agenda pembangunan nasional untuk mempercepat pencapaian aspirasi menjadi negara 10 ekonomi terbesar di dunia pada tahun 2030.
Langkah kedua adalah dengan Penguatan Vokasi melalui Pendidikan vokasi menuju Dual System, Pembangungan Politeknik di Kawasan Industri, Link & Match, 3 in 1, Sertifikat Kompetensi Tenaga Kerja Industri, dan Pengembangan SDM.
Langkah ketiga dilakukan dengan Pengembangan Kawasan dan Sentra Industri. Periode 2015-2018, Pemerintah telah berhasil mengembangkan 13 Kawasan Industri baru di Pulau Jawa dan luar Pulau Jawa, serta 22 Sentra Industri Kecil & Menengah (SIKIM) di 22 Kota/Kabupaten di luar Pulau Jawa.
Selanjutnya, pengembangan wirausaha baru. Pada tahun 2019, ditargetkan pelaku usaha wirausaha baru sebesar 5000 orang, E-Smart IKM sebanyak 5000 IKM, dan Santripreneur sebanyak 20 Pondok Pesantren
Langkah kelima atau terakhir melalui program Low Carbon Emission Vehicle (LCEV), Fasilitas Fiskal Tax Holiday, dan Pengembangan Angkutan Pedesaan (AMMDES). Pengembangan AMMDES berfungsi sebagai cara untuk pemberdayaan Industri Kecil dan Menengah (IKM).