REPUBLIKA.CO.ID, MANGGARAI TIMUR -- PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) (Persero) Wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) mulai mengoperasikan pembangkit listrik dari sumber Energi Baru Terbarukan (EBT) berkapasitas 2x0,5 Megawatt (MW) di Desa Sita, Kecamatan Borong, Kabupaten Manggarai Timur, Pulau Flores. Pengoperasian itu ditandai dengan penandatangan Commercial Operation Date (COD) antara General Manager PT PLN Wilayah NTT Ignatius Rendroyoko dengan Direktur Utama PT Multi Energi Dinamika Gatot Sewandhono di Kupang, Kamis (31/1).
"Pengembangan renewable energy atau energi baru terbarukan ini sudah menjadi prioritas di PLN," kata Ignatius Rendroyoko.
Dijelaskannya, Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Sita-Borong ini merupakan Independent Power Producer (IPP) dengan skema membangun, memiliki, mengoperasikan dan mengalihkan selama 20 tahun. Nilai investasi pembangkit EBT tersebut mencapai sekitar Rp 30,36 miliar.
Menurutnya, pengoperasian pembangkit listrik dari EBT ini selain memperkuat sistem kelistrikan di Pulau Flores juga dapat berpotensi menurunkan pemakaian Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) di wilayah tersebut. "Ini akan menjadikan NTT khususnya di Pulau Flores semakin kuat dari kapasitas pembangkit listrik dan EBT ini dapat mengurangi penggunaan bahan bakar minyak," katanya.
Sementara itu, Direktur Utama PT Multi Energi Dinamika Gatot Sewandhono selaku pelaksana proyek mengatakan, penandatanganan COD tersebut menjadi kebanggaan tersendiri bagi pihaknya. Ia mengatakan, meskipun provinsi setempat memiliki keterbatasan sumber daya air, namun pihaknya telah memanfaatkan potensi air di Borong sebagai sumber pembangkit listrik.
"Untuk itu COD ini menjadi kebanggaan bagi kami, jerih payah kami membangun EBT ini bisa dihargai," katanya.
Ia berharap, pengoperasian pembangkit listrik tersebut dapat membantu menerangi warga di Kabupaten Manggarai Timur. Sehingga dapat menumbuhkan perekonomian masyarakat setempat.