REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Konsultan properti Colliers International menyatakan saat ini pemerintah gencar melakukan pembangunanan infrastruktur di berbagai kawasan. Ternyata, pembangunan infrastruktur ini merupakan salah satu faktor yang mendorong investasi properti di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya.
"Proyek infrastruktur adalah penggerak utama pada kuartal-IV 2018, seperti MRT Jakarta, LRT Jakarta, perluasan sistem jalan tol di sekitar Jabodetabek, dan perluasan pelabuhan," kata Director of Indonesia Capital Markets & Investment Services, Steve Atherton, Kamis (31/1).
Menurut Steve Atherton, sektor paling positif dalam pengembangan sepanjang tahun 2018 adalah proyek apartemen dan perumahan bagi kelas menengah-rendah. Selain itu, ujar dia, kalangan pengembang juga mengutarakan harapannya bahwa sentimen investasi properti akan berbalik naik dalam jangka waktu enam hingga 12 bulan pasca-Pemilu 2019.
Ia menuturkan, di Indonesia, berbagai proyek dikabarkan mengalami penundaan karena terhambatnya angka penjualan sejumlah properti, meski optimisme menyeruak terkait pembangunan beragam infrastruktur seperti jalan raya, rel kereta api, dan pelabuhan.
Sebelumnya, Real Estate Indonesia (REI) menargetkan pertumbuhan sektor properti nasional sebesar 10 persen pada 2019."Kami menargetkan (sektor properti) tahun ini tumbuh 10 persen secara merata keseluruhan," kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) REI Paulus Totok Lusida di Jakarta, Kamis (24/1).
Dia menjelaskan bahwa alasan penetapan target tersebut karena ada kemudahan-kemudahan yang diberikan oleh sejumlah sektor seperti perbankan dan perpajakan.
Selain itu, Paulus juga memperkirakan bahwa rumah baik rumah tapak maupun rumah susun (apartemen) dengan harga di bawah Rp2 miliar akan diminati konsumen pada tahun 2019 ini.
"Jadi untuk yang di atas itu meskipun terdapat relaksasi dari perpajakan, namun kelihatannya minat konsumen masih di bawah harga tersebut," katanya di sela-sela diskusi Property Outlook 2019.