REPUBLIKA.CO.ID, SHANGHAI -- Lebih dari 300 perusahaan yang terdaftar di Cina mengalami kerugian setahun penuh hingga 100 juta yuan atau 15 juta dolar AS. Hal ini karena tekanan yang meningkat di tengah perlambatan ekonomi dan gesekan perdagangan.
Kerugian ini disebut-sebut karena penurunan nilai aset atau keterlambatan pembayaran dari pemasok. Pada Rabu (30/1), 320 perusahaan mengatakan bahwa mereka akan membukukan kerugian.
Sebanyak 129 di antaranya mengaku mengalami kerugian lebih dari 800 juta yuan. Sebanyak 79 perusahaan telah memperingatkan kerugian dalam tiga hari terakhir termasuk Kaidi Ecological, CPT Technolgoy dan Huawen Media Group.
Tindakan keras Cina terhadap perang dagang dengan AS berdampak pada perusahaan-perusahaan Cina. Perusahaan-perusahaan itu kini menghadapi perlambatan pertumbuhan laba dan sulitnya akses ke pinjaman.
Ekonomi negara itu tumbuh pada laju paling lambat dalam hampir tiga dekade pada 2018. Ekonomi diperkirakan akan melambat lebih lanjut sebelum stabil di sekitar pertengahan tahun ini.