Selasa 22 Jan 2019 13:44 WIB

Musim Hujan, Sukabumi Percepat Olah Tanam Padi

kondisi cuaca sangat mendukung untuk mengolah lahan pertanian.

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Gita Amanda
Lahan pertanian di Sukabumi. (Ilustrasi)
Foto: Republika/Riga Nurul Iman
Lahan pertanian di Sukabumi. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Pemerintah Kabupaten Sukabumi berupaya mempercepat olah tanam padi. Sebab saat ini kondisi cuaca sangat mendukung untuk mengolah lahan pertanian.

''Percepatan olah tanam harus dilakukan,'' ujar Kepala Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Sukabumi Sudrajat kepada wartawan, Selasa (22/1).

Hal ini dilakukan karena saat ini masih musim hujan yang mendukung sarana pengairan. Terlebih sebagian besar areal persawahan di Sukabumi adalah sawah tadah hujan.

Menurut Sudrajat, percepatan tanam juga dilakukan karena musim hujan datang terlambat di November. Biasanya hujan turun di bukan Oktober.

Akibatnya, kata Sudrajat, semua lahan pertanian harus ditanami karena berpacu karena sudah telat satu bulan. Langkah ini untuk mengejar target atau sasaran luas tanam padi di Sukabumi.

Upaya tersebut, ungkap Sudrajat, seiring dengan program pemerintah pusat yang ingin mengoptimalkan lahan pertanian agar produktif. Terutama untuk menggenjot produksi padi di daerah yang potensial di bidang pertanian seperti Sukabumi.

"Per tahunnya produksi Gabah Kering Giling (GKG) sebanyak 950 ribu ton,'' kata Sudrajat. Sementara produksi beras diperkirakan sebanyak 650 ribu ton.

Jumlah ini, ungkap Sudrajat, melebihi kebutuhan beras di masyarakat yang mencapai 20 ribu ton. Sehingga produksi beras Sukabumi surplus.

Bahkan lanjut Sudrajat, pada musim paceklik awal tahun ini ketersediaan beras masih mencukupi. Disebut musim paceklik karena saat ini masih musim tanam dan belum memasuki masa panen.

Sebelumnya wilayah Sukabumi dilanda kekeringan selama tiga bulan. ''Namun stok beras aman hingga sekarang,'' kata Sudrajat.

Di sisi lain Sudrajat menuturkan, Kabupaten Sukabumi sedang mengembangkan potensi tanaman jagung. Sebab jagung memiliki pasar yang jelas terutama ke industri ternak dan harganya bersaing.

Namun saat ini, menurut Sudrajat, diperlukan perbaikan pengelolalan terutama ketersediaan gudang jagung yang memadai. Hal tersebut untuk memudahkan penyimpanan dan pengiriman jagung ke industri ternak sebagai pakan.

Saat ini kata Sudrajat luasan tanaman jagung sekitar 20 ribu hektare. Potensi ini cukup besar dalam menghasilkan tanaman jagung. Sentra jagung berada di Kecamatan Jampang Tengah, Purabaya, Cidolog dan lain sebagainya.

Diakui Sudrajat, kendala yang dihadapi biasanya penanaman jagung tidak berkelanjutan. Selain itu belum memiliki gudang dan tempat jemur jagung dan hal ini sudah disampaikan kepada kepala daerah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement