Selasa 22 Jan 2019 08:54 WIB

Operasional NYIA pada April Bersifat Mendesak

Kondisi Bandara Adisutjipto Yogyakarta saat ini sudah overkapasitas.

Pekerja menyelesaikan pembangunan konstruksi Bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA) di Kulon Progo, DI Yogyakarta, Jumat (14/12/2018).
Foto: Antara/Andreas Fitri Atmoko
Pekerja menyelesaikan pembangunan konstruksi Bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA) di Kulon Progo, DI Yogyakarta, Jumat (14/12/2018).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- PT Angkasa Pura (AP) I menyatakan, target realisasi operasional minimum Bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA) di Kabupaten Kulon Progo pada April 2019 bersifat mendesak. Kondisi Bandara Adisutjipto Yogyakarta saat ini sudah overkapasitas.

"Kami harus ngebut paling tidak pada April ini kami bisa menyelenggarakan operasional bandara secara minimum," kata General Manager PT AP I Agus Pandu Purnama di sela membuka pelatihan Baggace Towing Tractor (BTT) untuk warga terdampak pembangunan bandara baru di Yogyakarta, Senin (21/1).

Pada akhir 2018, tercatat total penumpang di Adisutjipto mencapai 8,4 juta penumpang. Padahal kapasitas normal bandara itu, menurut dia, hanya mencapai 1,8 juta penumpang.

"Sebetulnya saya ingin Maret 2019 (operasional minimum) karena kebutuhan kami di Bandara Adisutjipto sangat mendesak," kata dia.

Menurut Pandu, per 21 Januari 2019 progres pengerjaan proyek pembangunan NYIA telah mencapai 30,2 persen. Dengan demikian, ia yakin April 2019 bandara baru itu betul-betul sudah beroperasi secara minimum.

Masa peak season atau musim ramai kunjungan wisata yang diperkirakan akan jatuh pada Mei dan Juni atau masa Lebaran di Yogyakarta. Menurut dia, hal itu juga menjadi pertimbangan tersendiri untuk menggenjot segera terealisasinya operasional bandara itu.

"Libur Lebaran biasanya jumlah penumpang mampu menembus di angka 27 orang-28 ribu orang, padahal di hari biasa bisa tembus 23.000 orang penumpang," kata dia.

Selain terus mendorong agar bandara baru bisa segera operasional, AP I juga memiliki perhatian khusus kepada seluruh warga terdampak pembangunan NYIA. Mereka diprioritaskan dalam pengisian sumber daya manusia (SDM) yang membantu operasional bandara.

"Hari ini kami melatih mereka untuk pengoperasian traktor pengangkut bagasi. Meski terkesan hanya sopir, nanti untuk dapat diterima harus lulus ujian negara terlebih dahulu. Saya minta mereka serius karena akan dipakai untuk operasional bandara," kata Agus.

Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi di Yogyakarta, Ahad (20/1) menyatakan pengoperasian minimum bandara NYIA tetap diupayakan pada April 2019. Hal ini mengingat banyaknya permintaan untuk penerbangan internasional, termasuk untuk penerbangan haji.

Kendati demikian, menurut dia, target April bukan satu-satunya tujuan yang dicanangkan dalam pengoperasian bandara itu. "Saya tidak ngomong pesimistis (operasional minimum pada April), tetapi itu menjadi second alternatif," kata dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement