Selasa 22 Jan 2019 08:06 WIB

Dolar AS Melemah Tertekan Kekhawatiran Pertumbuhan Global

PBB merilis proyeksi pertumbuhan global yang tetap di kisaran tiga persen pada 2019.

Petugas memeriksa mata uang dolar AS di salah satu tempat penukaran uang di Jakarta, Jumat (9/11).
Foto: Republika/Prayogi
Petugas memeriksa mata uang dolar AS di salah satu tempat penukaran uang di Jakarta, Jumat (9/11).

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama melemah pada akhir perdagangan Senin (21/1). Pelemahan tersebut tertekan oleh kekhawatiran tentang perlambatan pertumbuhan global.

Laporan yang dikeluarkan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) menyebutkan pertumbuhan global diperkirakan akan tetap sekitar 3,0 persen pada 2019 dan 2020. Sebelumnya, ekonomi global mencatat ekspansi 3,1 persen pada 2018.

"Kombinasi tantangan pembangunan yang mengkhawatirkan selanjutnya dapat merusak pertumbuhan," menurut Situasi dan Prospek Ekonomi Dunia PBB 2019 (United Nations World Economic Situation and Prospects 2019), yang diluncurkan pada Senin (21/1) di markas PBB, di New York.

Baca juga, PBB: Pertumbuhan Global Tetap di Kisaran Tiga Persen

Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 0,01 persen menjadi 96,3298 pada akhir perdagangan. Pada akhir perdagangan New York, euro tidak berubah pada 1,1369 dolar AS dari 1,1369 dolar AS pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris naik menjadi 1,2888 dolar AS dari 1,2871 dolar pada sesi sebelumnya. Dolar Australia turun menjadi 0,7158 dolar AS dari 0,7167 dolar AS.

Dolar AS dibeli 109,64 yen Jepang, lebih rendah dari 109,78 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS naik menjadi 0,9976 franc Swiss dari 0,9952 franc Swiss, dan naik menjadi 1,3293 dolar Kanada dari 1,3269 dolar Kanada.

Dolar AS saat ini sedang diuntungkan dari perannya sebagai mata uang safe haven. Namun, pelemahannya pada 2019 adalah pandangan konsensus di antara pedagang pasar mata uang, karena investor bertaruh bahwa bank sentral AS akan berhenti menaikkan suku bunga dan ekonomi akan melambat setelah dorongan fiskal tahun lalu.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement