Selasa 22 Jan 2019 00:20 WIB

Harga Gabah di Tingkat Petani Naik

Petani sedang menikmati harga gabah yang bagus.

Rep: Lilis Handayani/ Red: Dwi Murdaningsih
Buruh mengangkut gabah hasil panen di Paria, Barru, Sulawesi Selatan, Ahad (23/9). BPS mencatat nilai tukar petani (NTP) secara nasional pada September 2018 meningkat 0,59 persen.
Foto: ANTARA FOTO/Yusran Uccang
Buruh mengangkut gabah hasil panen di Paria, Barru, Sulawesi Selatan, Ahad (23/9). BPS mencatat nilai tukar petani (NTP) secara nasional pada September 2018 meningkat 0,59 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU – Berakhirnya masa panen gadu 2018 sejak beberapa bulan yang lalu membuat pasokan gabah di tingkat petani saat ini mulai berkurang. Hal itu memicu kenaikan harga gabah, yang berdampak pula pada peningkatan harga beras di pasaran.

Wakil Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Indramayu, Sutatang, menyebutkan, harga gabah kering giling (GKG) di tingkat petani saat ini mencapai Rp 6.700 per kg. Menurutnya, harga itu naik dibandingkan saat musim panen pada Oktober 2018 lalu yang mencapai Rp 6.500 per kg.

"Jadi harganya naik Rp 20 ribu per kuintal," kata Sutatang kepada Republika.co.id, Senin (21/1).

Sutatang menilai, kenaikan harga gabah saat ini sesuai hukum ekoonomi. Dimana harga akan naik saat pasokannya berkurang. Dia mengatakan, para petani yang panen pada Oktober 2018 lalu, hingga saat ini telah banyak yang menjual simpanan gabahnya.

Apalagi, lanjut Sutatang, para petani di Kabupaten Indramayu saat ini baru melakukan musim tanam rendeng 2018/2019. Untuk wilayah Indramayu barat, seperti Kecamatan Kroya, Gabuswetan dan Terisi, umur tanaman padinya rata-rata mencapai 40 hari.

"Panennya sekitar Maret hingga April," kata Sutatang.

Sedangkan Indramayu timur dan wilayah lainnya, Sutatang menyebutkan, umur tanaman padinya rata-rata berkisar 15 – 20 hari, dan baru memasuki masa pemupukan pertama. Dia menilai, masa panen untuk wilayah tersebut baru akan terjadi pada April 2019.

Sutatang mengatakan, berdasarkan pengalaman selama ini, harga gabah dan beras akan terus naik hingga memasuki masa panen. Karena itu, dia pun memperkirakan, harga gabah dan beras saat ini juga kemungkinan akan terus naik.

Sutatang mengungkapkan, di satu sisi, kenaikan harga gabah saat ini menguntungkan petani. Namun di sisi lain, dia juga mengakui kenaikan harga beras akan memberatkan konsumen.

"Tapi kalau kita sih menilai biarkan saja dulu (kenaikan harga) karena petani sekarang sedang menikmati harga yang bagus," ucap Sutatang.

Seperti diketahui, harga beras di pasar tradisional di Kabupaten Indramayu kembali naik.Seorang pemilik kios beras di Kelurahan Margadadi, Kecamatan/Kabupaten Indramayu, H Jana menyebutkan, untuk harga beras premium, saat ini mencapai Rp 12 ribu per kg.

 Harga itu naik dari akhir Desember 2018 yang mencapai Rp 11.500 per kg. Sedangkan untuk beras medium kualitas satu, naik dari Rp 10.500 per kg menjadi Rp 11 ribu per kg dan beras medium kualitas dua, naik dari Rp 10 ribu per kg menjadi Rp 10.500 per kg.

"Harga itu untuk pembelian eceran. Kalau untuk pembelian karungan (isi 25 kilogram), harganya lebih murah Rp 500 per kilogramnya dibandingkan pembelian eceran," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement