Senin 21 Jan 2019 22:33 WIB

Bulog Targetkan Ekspor Beras ke Sejumlah Negara Tetangga

Panen raya berlangsung pertengahan April hingga akhir Mei 2019.

Red: EH Ismail
Rapat Kerja Menteri Pertanian Dengan Komisi IV DPR RI di Komplek Parlemen, Senin (21/1).
Rapat Kerja Menteri Pertanian Dengan Komisi IV DPR RI di Komplek Parlemen, Senin (21/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso mengatakan, Bulog menargetkan ekspor beras ke sejumlah negara tetangga  pada pertengahan 2019. Target ini diprediksi akan berlangsung seusai panen raya pada pertengahan April hingga akhir Mei 2019.

"Makanya kita targetkan Januari sampai  April itu kita akan menyerap 1,8 juta ton beras dari petani. Kalau ditambah dengan sisa beras kita hasilnya bisa lebih dari 4 juta ton, kan kita masih punya sisa 2,1 juta," kata Budi Waseso yang akrab disapa Buwas ini saat menghadiri Rapat Kerja Menteri Pertanian Dengan Komisi IV DPR RI di Komplek Parlemen, Senin (21/1).

Menurut Buwas, alasan lain dari ekspor ini adalah soal kapasitas gudang Bulog yang hanya menampung 3,6 juta ton. Kalau dipaksakan, maka hasilnya bisa merusak beras secara perlahan. Untuk itu, ekspor merupakan langkah tepat untuk efisiensi dan menjamin pengawasan.

"Jadi, untuk mengawasi kelebihan itu, saya bekerjasama dengan beberapa menteri, termasuk menteri pertanian, kita harus berupaya ekspor beras ke beberapa negera. Sudah kita petakan dan  kita juga sudah membangun komunikasi, ternyata mereka juga membutuhkan beras," ujarnya.

Meski demikian, Buwas mengaku belum bisa menjelaskan secara detail berapa total ekspor yang akan berlangsung. Kemungkinan besar, tahap awal yang akan dikirim sekitar kurang lebih 100 ribu ton.

"Kita lihat perkembanganya nanti. Yang pasti bagaimana caranya supaya petani tidak dirugikan. Artinya di saat gabah harganya tinggi petani juga harus bisa jual dengan nilai jual yang tinggi. Di saat panen raya harus kita serap. Intinya kita berprinsip petani harus untung dan jangan dirugikan," tuturnya.

Buwas menambahkan, sangat hati-hati dalam menjalankan fungsi impor. Untuk komoditas jagung, Bulog mengimpor berdasarkan pesanan dan kebutuhan pengguna. " Kami  tidak menjualnya dipasar bebas dan sangat selektif dalam pendistribusiannya. Bulog tidak ingin impor yang dilakukan merugikan petani jagung", ujarnya. 

Bulog juga disampaikan berkomitmen akan menyerap jagung petani disaat panen raya nanti. Rapat Kerja Menteri Pertanian Dengan Komiai IV DPR RI ini dipimpin langsung oleh Ketua Komisi IV Fraksi Partai Gerindra Edhy Prabowo, Wakil Ketua Fraksi Parta Golkar Roem Kano, Wakil Ketua Fraksi Partai Demokrat Michael Watitimena, Wakil Ketua Fraksi PAN Viva Ypga Mauladi, Wakil Ketua Fraksi PKB Daniel Johan dan anggora Komisi IV lainnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement