Senin 21 Jan 2019 11:34 WIB

Vietnam Posisikan Diri Jadi Negara Safe Haven

Ekspor Vietnam tercatat tumbuh mencapai 244 miliar dolar AS pada tahun lalu.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolanda
Aktivitas bongkar muat di pelabuhan Vietnam
Foto: Vietnam News
Aktivitas bongkar muat di pelabuhan Vietnam

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perdana Menteri Vietnam Nguyen Xuan Phuc akan memperkenalkan Vietnam kepada para investor global sebagai negara berkembang dengan kebijakan bisnis yang fleksibel. Adapun Vietnam secara perlahan memposisikan diri sebagai negara safe haven bagi para investor, yang khawatir dengan risiko perang dagang antara Cina dan Amerika Serikat.

Phuc akan memanfaatkan kesempatan tersebut dalam pertemuan tahunan World Economic Forum 2019 di Davos, Swiss. Phuc optimistis dapat membawa Vietnam ke tingkat yang lebih tinggi, terutama dengan sejumlah perjanjian kerja sama perdagangan bebas, dan biaya tenaga kerja yang murah. 

"Kami berusaha meningkatkan ekspor dari segi kuantitas maupun kualitas produk kami, terutama sektor yang kami unggulkan ssperti makanan laut, alas kaki, dan produk elektronik," ujar Phuc dilansir Bloomberg, Senin (21/1).

Phuc mengatakan, Vietnam bertujuan menjadi negara dengan ekspor yang dapat tumbuh cepat. Sehingga, pemerintah dapat membuka lapangan kerja yang lebih besar kepada rakyat Vietnam. 

Meski demikian, ekonomi Vietnam juga tengah menghadapi tantangan serius, antara lain infrastruktur yang tidak memadai dan kurangnya pekerja terampil. Hal ini membuat industri manufaktur menjadi kurang menarik, selain industri garmen dan perakitan. 

Di sisi lain, kondisi ekonomi global juga sedang melambat akibat perang dagang antara AS dan Cina. Kondisi ini menjadi ancaman bagi ekonomi Vietnam, dimana perdagangan menyumbang sekitar dua kali lipat Produk Domestik Bruto (PDB) bagi negara tersebut. Adapun sekitar seperempat dari total perdagangan Vietnam adalah dengan Cina.

"Kami memperhatikan adanya momentum pertumbuhan di berbagai bidang, dan kami memiliki dasar yang baik untuk mencapai tujuan," kata Phuc. 

Diketahui, Vietnam telah menandatangani sekitar 16 perjanjian perdagangan bebas. Ekspor Vietnam tercatat tumbuh mencapai 244 miliar dolar AS pada tahun lalu.

Phuc mengatakan, tantangan tahun ini mencakup ketegangan perdagangan global, perubahan iklim, dan infrastruktur yang tidak memadai. Oleh karena itu, Vietnam harus terus tumbuh agar dapat membuka lapangan kerja lebih banyak.

"Kami harus tumbuh lebih dari enam persen setiap tahun untuk meningkatkan pendapatan per kapita, dan keluar dari perangkap pendapatan menengah," ujar Phuc. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement