REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Kota Batam dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk meresmikan Taman Tuah Melayu Batam. Pembangunan taman ini merupakan bentuk tanggungjawab sosial, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) untuk mendirikan taman publik sebagai wahana mempercantik kota serta edukasi.
Taman bernuansa budaya itu mengambil tema “Melayu” sebagai ikon baru Kota Batam. Nama lengkap taman tersebut adalah “Taman Tuah Melayu Batam” yang telah digarap PGN selama beberapa waktu belakangan.
Direktur SDM dan Umum PGN Desima Equalita Siahaan mengungkapkan pembangunan taman tersebut merupakan salah satu bentuk perwujudan pilar tanggungjawab sosial PGN. Hal ini, katanya, termasuk dalam upaya PGN mendukung perkembangan Kota Batam.
Desima mengatakan keberadaan taman yang memiliki luas hampir 1.182 m2 ini, juga diharapkan dapat mewujudkan salah satu visi misi Pemerintah Kota Batam yang ingin memperbanyak Ruang Publik Terbuka Hijau Ramah Anah (RPTHRA).
Sejalan dengan hal tersebut, taman tersebut berpotensi sebagai salah satu alternatif destinasi wisata bagi masyarakat Kota Batam. Terlebih lagi, itupun dibangun dengan mengusung nuansa Melayu sebagai warisan budaya yang kental di Kota Batam.
“Selain itu, PGN mencoba untuk menggandengkan nuansa budaya Melayu tersebut dengan konsep Smart City di Kota Batam yang modern dan milenial,” ungkap Desima.
Kehadiran Taman Tuah Melayu Batam ini mendapat apresiasi dari pemerintah Kota Batam. Wakil Walikota Batam Amsakar Achmad mengatakan program Taman Tuah Melayu ini sejalan dengan program pemerintah Kota Batam yang sejalan dengan visi-misi pemerintah untuk mengintegrasikan pembangunan infrastruktur.
“Kami sungguh berbahagia dan bangga atas support PGN dan mudah-mudahan Taman Tuah Melayu ini bisa menjadi model bagi kawan-kawan badan usaha yang lain karena kami memprioritaskan pembangunan infrastruktur,” kata Amsakar Achmad dalam sambutannya.
Secara konsep, di bagian depan taman terdapat layar-layar terkembang yang menggambarkan Kota Batam sebagai sebuah daerah yang terus bertumbuh, terutama dalam bidang perekonomian. Layar dipilih untuk merepresentasikan Kota Batam yang serupa perahu karena merupakan daerah yang dikelilingi lautan.
Keutuhan bentuk perahu ini semakin terlihat dengan tempat-tempat duduk untuk ruang publik yang ditempatkan di sekitar layar dengan desain kokoh dan modern membentuk badan perahu. “Ini akan membuat Taman menjadi objek fotografi sehingga dapat menjadi viral di media digital yang menjadi daya tarik wisata dan masyarakat,” tambah Desima.