Ahad 20 Jan 2019 14:30 WIB

INKA Produksi 438 Kereta Pesanan KAI

Sejumlah produk pesanan PT KAI salah satunya adalah 31 trainset LRT

Suasana pembuatan kereta api di Pabrik PT Industri Kereta Api (Inka) (Persero) Madiun, Jawa Timur, Selasa (15/1).
Foto: Republika/Rahayu Subekti
Suasana pembuatan kereta api di Pabrik PT Industri Kereta Api (Inka) (Persero) Madiun, Jawa Timur, Selasa (15/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT INKA (Persero) saat ini sedang mengerjakan produksi 438 kereta pesanan PT Kereta Api Indonesia (KAI) yang akan dioperasikan di Tanah Air.   

"Sampai sekarang yang sudah terkirim sebanyak 288 kereta," ujar Direktur Utama PT INKA Budi Noviantoro di sela pengiriman kereta ke Bangladesh di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Ahad (20/1).

Sejumlah produk pesanan PT KAI salah satunya adalah 31 trainset LRT (Light Rail Transit) untuk Jakarta, Bogor, Depok dan Bekasi (Jabodebek).   

LRT Jabodebek merupakan salah satu proyek strategis pemerintah dalam rangka memberikan kemudahan dan kecepatan transportasi kepada masyarakat, yang nilai kontrak proyek mencapai Rp3,9 triliun dengan jumlah mencapai 31 rangkaian atau 186 kereta.   

"Setiap trainset atau rangkaian terdapat enam kereta yang rencananya akan dikirim pada pertengahan 2019," ucapnya.

Menteri Perindustrian RI Airlangga Hartarto memberikan penghargaan kepada PT INKA yang mampu memproduksi kereta api dengan kualitas terbaik.    "Makanya PT INKA selalu ekspor. Ini bukti `engineering yang bagus dan penguasaan teknologi yang maksimal. Pemerintah sangat mendukung dan mengapresiasi," katanya.   

Ke depan, kata dia, pihaknya terus mendorong ekspor berbasis manufaktur karena memiliki daya tahan lebih kuat, yaitu tak terganggu gejolak naik atau turunnya harga komoditas.   

Di sisi lain, PT INKA sedang mengerjakan kereta pesanan dari Negara Filipina berupa enam rangkaian Kereta Rel Diesel (KRD), tiga lokomotif, dan 15 kereta penumpang dengan nilai kontrak mencapai 485 juta peso atau sekitar Rp127,3 miliar.   

Kontrak tersebut didapatkan dari pemerintah Filipina pada awal 2018 melalui lembaga perkeretaapian setempat,Philippine National Railways atau PNR.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement