Rabu 16 Jan 2019 10:05 WIB

2019, BRI Syariah Targetkan Distribusi 700 Ribu GPN

Hingga saat ini total sudah 309 ribu kartu GPN diterbitkan

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Dwi Murdaningsih
Nasabah melakukan transaksi melalui ATM BRI Syariah di Jakarta, Ahad (30/12).
Foto: Republika/Prayogi
Nasabah melakukan transaksi melalui ATM BRI Syariah di Jakarta, Ahad (30/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- BRI Syariah menargetkan distribusi kartu Gerbang Pembayaran Nasional (GPN) hampir 100 persen untuk nasabah lama pada 2019. Sekretaris Perusahaan, Indri Tri Handayani menyampaikan hingga saat ini total sudah 309 ribu kartu GPN diterbitkan, atau sekitar 39,3 persen dari total 786.470 kartu.

"InshaAllah kami targetkan 2019 GPN jadi sekitar 700 ribu," kata dia pada Republika.co.id, Selasa (15/1).

Sejumlah strategi telah dilakukan dan disiapkan untuk mencapai target hampir 100 persen tersebut. Indri mengakui kesulitan utamanya lebih kepada nasabah-nasabah yang susah dihubungi untuk mengganti kartu karena pindah alamat atau nomor telpon.

Agar nasabah dan masyarakat tahu mengenai GPN dan segera menukar kartu, BRI Syariah banyak menggunakan media sosial dan acara off air, seperti pameran atau expo. Selain itu, tambah Indri, juga mengerahkan customer service untuk menyampaikan informasi kepada nasabah khususnya nasabah lama.

GPN menjadi program Bank Indonesia untuk membuat transaksi keuangan lebih efisien. Kewajiban pencantuman logo nasional tersebut untuk kartu ATM/Debet telah dimulai sejak tanggal 1 Januari 2018. BI mendorong implementasi karena lima manfaatnya.

Pertama, masyarakat dapat mengunakan kartu ATM/Debet berlogo GPN untuk melakukan transaksi di semua kanal pembayaran di seluruh Indonesia. Kedua, masyarakat dapat bertransaksi dengan aman dan nyaman karena kartu ATM/Debet GPN telah dilengkapi dengan fitur keamanan yang terstandarisasi serta seluruh proses dilakukan di dalam negeri melalui jaringan domestik. 

Ketiga, masyarakat tidak dikenakan biaya oleh merchant dikarenakan penetapan Merchant Discount Rate (MDR). Keempat, masyarakat tidak perlu membawa uang tunai dalam jumlah besar karena seluruh kanal pembayaran sudah saling terkoneksi (interkoneksi) dan saling dapat diwujudkan (interoperabilitas). Kelima, biaya administrasi yang lebih murah karena seluruh pemrosesan dilakukan di domestik sehingga lebih efisien.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement