REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos, dan Logistik Indonesia (Asperindo) sepakat melakukan penyesuaian tarif pengiriman. Ketua Umum Asperindo Mohamad Feriadi mengatakan hal tersebut sesuai dengan surat No. 122/ DPP.ASPER/XI/2018.
Untuk itu, Feriadi mengatakan bersama dengan lebih dari 200 perusahaan anggota Asperindo lainnya di seluruh Indonesia melakukan penyesuaian tarif pengiriman tersebut. Termasuk juga JNE yang menaikkan tarif pengiriman.
"Penyesuaian tarif logistik dilakukan agar iklim usaha antara perusahaan jasa pengiriman ekspres, pos, dan logistik tetap kondusif," kata Feriasi, Rabu (16/1).
Di sisi lain, penyesuaian tarif pengiriman akan berdampak luas. Dengan begitu, Feriadi yang juga menjadi Direktur Utama JNE menilai kebijakan penyesuaian tarif tersebut merupakan langkah terakhir yang semaksimal mungkin diupayakan untuk tidak terjadi.
Dia mengakui seperti halnya JNE, dalam beberapa tahun terakhir beberapa kali menaikkan tarif pengiriman atau ongkos kirim. "Ini didorong oleh berbagai faktor, baik eksternal mau pun internal," tutur Feriadi.
JNE pada 2018 melakukan kenaikkan tarif pengiriman sebesar 17. Selain itu pada 2013 naik kembali sebesar 10 sampai 15 persen. Kemudian pada 2015 juga JNE juga kembali menaikkan ongkos kirim sebesar 10 sampai 15 persen juga.
Pada tahun ini, setelah adanya kenaikkan kargo pesawat maka JNE kembali menaikkan tarifnya rata2 mencapai 20 persen. Kenaikkan tarif berlaku untuk pelayanan regular, OKE, dan YES sejak kemarin (15/1) dari Jabodetabek ke seluruh tujuan dalam negeri.
Meskipun terdapat kenaikkan, Feriadi mengatakan JNE juga melakukan penurunan ongkos kirim JNE sebesar rata-rata 17 persen. Kebijakan tersebut diberlakukan untuk pengiriman dari Jabodetabek ke beberapa yaitu Tegal, Purwakarta, Cilegon, Cirebon, Semarang, Surabaya, Bandar Lampung, Madiun, Malang, Probolinggo, Jember, Kupang, Pontianak, Palangkaraya, Samarinda, Ujungpandang, Sorong, Palembang, Batam, Mataram, Bontang, Kendari, Ternate, Ambon, Jayapura, Bengkulu, Jambi, Medan, dan Banda Aceh.