Rabu 16 Jan 2019 05:30 WIB

Ini Kata BNI Soal Kelanjutan Kerja Sama dengan WeChat-Alipay

Wechat Pay dan Alipay menawarkan jasa pembayaran pada turis Cina di Bali

BNI
Foto: Yogi Ardhi/Republika
BNI

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dua raksasa jasa pembayaran digital Cina, WeChat Pay dan Alipay, menyatakan minatnya untuk menggandeng PT Bank Negara Indonesia, Tbk (BNI). Mengenai ini BNI mengatakan masih belum menentukan keberlanjutan kerja sama dengan keduanya.

Direktur Utama BNI Achmad Baiquni mengatakan pihaknya masih menunggu pendirian BUMN khusus finansial berbasis teknologi (tekfin/fintech). Menurutnya, BUMN khusus tekfin akan segera didirikan bersama tiga bank BUMN, dan juga beberapa BUMN komersial lainnya.

BUMN itu, sambung Baiquni, akan menggarap bisnis sistem pembayaran menggunakan pemindaian kode respon cepat (quick response code/qr code). Nantinya BUMN Tekfin ini yang akan menindaklanjuti kerja sama dengan Wechat Pay maupun Alipay.

"Kalau bank-bank BUMN diam saja dan tidak melakukan sistem pembayaran QR Code, kerugian di kita. Kami tidak dapat keuntungan apa-apa," ujar dia.

WeChat Pay dan Alipay merupakan aplikasi jasa pembayaran digital yang sangat populer di Cina. Pada pertengahan 2018, Wechat Pay dan Alipay bekerja sama dengan sektor usaha (merchant) di Bali untuk menawarkan jasa pembayaran pada turis-turis Cina.

Sesuai Peraturan Bank Indonesia tentang Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran, setiap prinsipal asing harus bekerja sama dengan Bank Umum Kegiatan Usaha IV atau bank bermodal inti minimal Rp 30 triliun. Oleh karena adanya peraturan itu, WeChat Pay dan Alipay "mendekati" BNI untuk bekerja sama.

Lebih lanjut, Baiquni mengatakan BUMN Tekfin tersebut akan memiliki kapasitas dan pangsa pasar yang besar seperti WeChat dan Alipay di Cina.

Nantinya, jika kerja sama dengan Wechat dan Alipay terealisasi, BUMN Tekfin akan mendapat keuntungan karena akan mendapat pendapatan non bunga seperti dari komisi "merchant" dan juga jasa setelmen penyelesaian transaksi.

Wakil Direktur Utama BNI Herry Sidharta mengatakan modal yang disiapkan untuk mendirikan BUMN Tekfin itu tidak akan begitu besar. Tanpa menyebut jumlah modal yang disiapkan, dia mengatakan investasi tambahan yang akan dikucurkan hanya untuk merampungkan konsolidasi sistem pembayaran "QR Code" dan juga promosi.

Herry juga mengatakan izin pendirian BUMN Tekfin itu akan segera diajukan ke Bnak Indonesia. "Kita tinggal konsolidasi yang sudah ada. Memang bentuknya perusahaan baru," ujar dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement