Senin 14 Jan 2019 20:47 WIB

Kementan Ingin Tingkatkan Produksi

Ada potensi sebesar 10 juta hektare lahan rawa di Indonesia yang bisa dimanfaatkan.

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Gita Amanda
Menteri Pertanian Amran Sulaiman melakukan kunjungan ke sentra padi.
Menteri Pertanian Amran Sulaiman melakukan kunjungan ke sentra padi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tahun ini Kementerian Pertanian (Kementan) menargetkan peningkatan produksi dan ekspor komoditas pertanian. Salah satu cara yang dilakukan adalah memanfaatkan rawa.

"(Target capaian) Lebih tinggi daripada tahun sebelumnya," kata Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, Senin (14/1).

Evaluasi program selama empat tahun cukup baik. Amran menyoroti peran pangan terhadap inflasi. Ia menjelaskan, inflasi 2014 sebesar 10,56 persen. Angka ini berkurang menjadi 1,26 persen kini. Begitu juga dengan peningkatan ekspor hingga 29 persen.

"Jangan bicara per komoditas tapi kita membaca data dari seluruh komoditas. Ada 460 komoditas yang harus kita jaga," ujar dia saat ditanya komoditas terbesar penyumbang ekspor.

Selain itu, investasi juga mengalami peningkatan signifikan. Pada 2013, investasi pertanian hanya Rp 29 triliun sementara pada 2018 mencapai Rp 61 triliun atau naik 110 persen. 

Ia menambahkan, untuk peningkatan target produksi adalah dengan memanfaatkan lahan tidur berupa rawa. Ada potensi sebesar 10 juta hektare di seluruh Indonesia. Lahan tersebut telah dicoba sejak dua tahun lalu dan memberi hasil positif.

"Tahun ini kita akan garap 500 ribu hektare untuk seluruh Indonesia lahan rawa kita yang selama ini tidur," tambah Amran.

Sementara itu Menteri Desa PDTT Eko Putro Sandjojo menyambut baik kemajuan yang dilakukan di sektor pertanian. Sebab, pertanian mampu mengurangi mengentaskan 5.000 desa tertinggal dan menciptakan 2.000 desa mandiri.

"Karena desa kita 82 persen tergantung dari sektor pertanian, perkebunan dan peternakan," katanya.

Ia melanjutkan, menurut hasil dari sensus data BPS sampai Mei 2018, pemerintah telah berhasil mengentaskan 6.700 desa tertinggal. Itu artinya, target 5.000 desa hingga 2019 telah tercapai bahkan jauh melampaui. Begitu juga dengan terciptanya 2.600 desa mandiri.

Begitu juga dengan penurunan kemiskian pedesaan yang lebih baik. Menurut BPS, satu tahun terakhir ini jumla penurunan kemiskinan di desa untuk pertama kalinya lebih cepat daripada jumla penurunan kemiskinan di kota.

"Kalau di kota hanya 580 ribu satu tahun ini, di desa 1,2 juta. Itu juga tidak lepas dari keberhasilan di sektor pertanian," ujarnya.

Koordinasi yang baik antar dua kementerian ini pula yang membuat Eko hadir dalam Rakernas Pembangunan Pertanian di Hotel Bidakara. Dengan begitu, ia bisa mendengarkan apa yang akan dilaksanakan oleh Kementan di masa mendatang. Sementara Kemendes PDTT menyesuaikan dengan program-programnya untuk bisa bersinergi.

"Ini terus bisa dipertahankan sehingga pengentasan desa-desa tertinggal, penciptaan desa-desa mandiri, kemiskinan di desa-desa bisa kita terus perbaiki," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement