Senin 14 Jan 2019 18:03 WIB

Menkeu: Pemajakan E-Commerce Isu Sensitif

Berbagai negara di dunia juga tengah intens membahas perpajakan e-commerce.

Rep: Ahmad Fikri Noor/ Red: Friska Yolanda
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan konferensi pers tentang Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018, di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Rabu (2/1/2019).
Foto: Antara/Aprillio Akbar
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan konferensi pers tentang Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018, di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Rabu (2/1/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengakui tidak mudah untuk bisa mengatur perpajakan bagi pelaku usaha yang memanfaatkan niaga elektronik atau e-commerce. Menurutnya, berbagai negara di dunia juga tengah intens membahas perpajakan e-commerce. 

Sri telah menelurkan kebijakan perpajakan bagi e-commerce seperti tertera dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) nomor 210 tahun 2018. Dia menekankan, pemerintah tidak membuat kebijakan baru melainkan hanya mengatur tata laksana pemajakan e-commerce di Indonesia. 

"Ini masih menjadi sesuatu yang sensitif di Indonesia karena orang itu kalau dengar pajak, kepalanya langsung korslet saja. Dia sudah tidak bisa berpikir, tidak bisa diajak ngomong, pokoknya dia takut," kata Sri dalam sambutannya di seminar Perhimpunan Organisasi Alumni PTN Indonesia (Himpuni) di Jakarta, Senin (14/1). 

Baca juga, Asosiasi E-Commerce Minta Pemberlakuan PMK 210 Ditunda

Sri menekankan, Ditjen Pajak berkomitmen untuk memungut pajak dengan sangat hati-hati. Dia juga menjamin akan terus menjaga iklim investasi Indonesia. "Sehingga, ketakutan tidak perlu terjadi dan kita bisa menata Indonesia menjadi jauh lebih baik tanpa merusak pondasinya," kata Sri. 

Sebelumnya, Asosiasi E-Commerce Indonesia (Idea) menilai terbitnya Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 210 Tahun 2019 tentang Perlakuan Perpajakan Atas Transaksi Perdagangan Melalui Sistem Elektronik dapat menghambat pertumbuhan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Idea bersama pelaku industri mengajak para pemangku kepentingan mencari jalan tengah dalam proses implementasinya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement