Rabu 09 Jan 2019 16:16 WIB

Pemkot Bandung dan Korsel Kerja Sama Gagas Pusat Studi Kopi

Pusat edukasi kopi ini akan menjadi pembuka agar pasar kopi Jabar dapat diperluas.

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Gita Amanda
 Petani memetik buah kopi Puntang di perkebunan kopi Gunung Puntang, Desa Campaka Mulya, Cimaung, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Selasa (29/5).
Foto: Antara//M Agung Rajasa
Petani memetik buah kopi Puntang di perkebunan kopi Gunung Puntang, Desa Campaka Mulya, Cimaung, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Selasa (29/5).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung dan Universitas Sungkyul Kota Anyang Korea Selatan menjalin kerja sama di bidang pengembangan kopi. Keduanya menggagas untuk mendirikan pusat edukasi tentang kopi.

Gagasan ini muncul setelah melihat kopi yang menjadi tren saat ini. Kopi sangat digandrungi di Bandung dan Korea Selatan.

“Warga Korea sangat menyukai kopi, terutama kalangan menengah ke atas. Mereka juga senang saat ditawari kopi dari Indonesia,” kata Rektor Universitas Sungkyul, Dong Cheol Yoon saat menemui Wali Kota Bandung Oded M. Danial di Pendopo Kota Bandung, Rabu (9/1) seperti dalam siaran persnya.

Cheol Yoon mengatakan rencana ini sebenarnya telah digagas sejak tahun lalu. Pihaknya mengetahui bahwa Bandung juga merupakan pusat perkembangan kopi di Jawa Barat. Ada banyak perkebunan kopi di Jawa Barat dan ekosistem pasar kopi sudah terbentuk dengan baik di Kota Bandung. Kali ini, ia ingin menapaki kerja sama ini dengan lebih serius.

Pusat edukasi kopi ini akan menjadi pembuka jalan agar pasar kopi Jawa Barat (Jabar) dapat diperluas hingga ke mancanegara. Cheol Yoon akan membawa turis-turis dari Korea Selatan ke Bandung untuk belajar tentang kopi, dari mulai penanaman hingga pengolahan.

“Kita ingin mengajak mereka untuk tahu bagaimana kopi-kopi yang mereka minum ini ditanam, diolah sehingga memiliki cita rasa yang baik. Itu akan mendatangkan banyak wisatawan, mereka akan membeli kopi-kopi dari sini,” tuturnya.

Nantinya, para peserta ini tidak hanya akan mendapatkan pengalaman tentang penanaman dan pengolahan kopi tetapi juga akan dilatih secara profesional oleh lembaga khusus. Sehingga setelah selesai mengikuti program, para peserta bisa langsung memperoleh sertifikasi.

Oded pun menyambut baik gagasan tersebut. Menurutnya, hal itu dapat mengangkat potensi kopi dan pariwisata di Bandung ke mancanegara. Ia ingin agar ide ini dapat terlaksana.

“Idenya saya sangat setuju. Ini sangat baik menurut saya, tinggal eksekusinya harus baik,” ucap Oded.

Salah satu hal yang harus dipertimbangkan adalah pengemasan program yang profesional. Manfaat program ini juga harus dirasakan tidak hanya oleh peserta program tetapi juga warga setempat, para petani, dan warga Bandung pada umumnya.

“Insyaallah, dengan kolaborasi yang baik, segala kebaikan bisa hadir. Secara teknis ini akan langsung ditindaklanjuti oleh dinas terkait,” ujar Oded.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement