Rabu 09 Jan 2019 07:25 WIB

Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Suram

Ekonomi negara perkembang akan tertekan dan kehilangan momentum pertumbuhan.

Red: Nur Aini
Logo Bank Dunia
Logo Bank Dunia

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Bank Dunia memroyeksikan pertumbuhan ekonomi global melambat menjadi 2,9 persen pada 2019, turun 3,0 persen dari 2018, di tengah meningkatnya risiko-risiko penurunan.

Dalam laporan Prospek Ekonomi Global yang baru dirilis, Selasa (9/1), Bank Dunia mengatakan bahwa prospek ekonomi global telah menjadi suram. Hal itu karena kondisi-kondisi pembiayaan global semakin ketat, ketegangan perdagangan "telah meningkat", serta beberapa negara emerging market dan negara berkembang besar mengalami tekanan signifikan di pasar keuangannya.

"Pemulihan di negara-negara emerging market dan negara-negara berkembang telah kehilangan momentum," kata laporan itu. Bank Dunia memperkirakan negara-negara emerging market dan negara-negara berkembang tumbuh sebesar 4,2 persen pada 2019, lebih rendah 0,5 persentase poin dari yang diproyeksikan sebelumnya pada Juni tahun lalu.

Pertumbuhan di negara-negara maju diperkirakan melambat menjadi 2,0 persen pada 2019 dari 2,2 persen pada 2018. Hal itu karena bank-bank sentral utama terus menarik kebijakan moneter akomodatif mereka.

"Risiko-risiko penurunan telah menjadi lebih akut dan termasuk kemungkinan pergerakan pasar keuangan yang tidak teratur dan eskalasi sengketa perdagangan," kata laporan itu.

Bank Dunia memperingatkan bahwa peningkatan ketegangan perdagangan dapat mengakibatkan pertumbuhan global lebih lemah dan mengganggu rantai nilai yang saling terhubung secara global. Laporan tersebut memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi Cina akan melambat menjadi 6,2 persen pada 2019 dari 6,5 persen pada 2018, karena penyeimbangan kembali domestik dan eksternal berlanjut.

"Pihak berwenang di Cina telah bergeser ke melonggarkan kebijakan moneter dan fiskal dalam menanggapi lingkungan eksternal yang lebih menantang ... langkah-langkah kebijakan ini sebagian besar diharapkan untuk mengimbangi dampak negatif langsung dari kenaikan tarif pada ekspor Cina," kata laporan itu.

"Pada awal 2018 ekonomi global bekerja atau berfungsi pada tingkat kinerja puncak, tetapi kehilangan kecepatan selama tahun ini dan perjalanan itu bahkan bisa semakin memburuk di tahun mendatang," kata Kepala Eksekutif (CEO) Bank Dunia Kristalina Georgieva dalam sebuah pernyataan.

"Ketika tantangan ekonomi dan keuangan meningkat untuk negara-negara emerging market dan berkembang, kemajuan dunia dalam mengurangi kemiskinan ekstrem dapat terancam," katanya.

Laporan tersebut menyatakan bahwa "prioritas paling mendesak" bagi para pembuat kebijakan di negara-negara emerging market dan berkembang adalah "bersiap menghadapi kemungkinan tekanan pasar keuangan dan membangun kembali penyangga kebijakan ekonomi makro yang sesuai."

"Sama kritisnya, para pembuat kebijakan perlu menumbuhkan potensi pertumbuhan yang lebih kuat dengan meningkatkan modal manusia, menghilangkan hambatan investasi, dan meningkatkan integrasi perdagangan dalam sistem multilateral berbasis aturan," kata laporan itu.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement