Senin 07 Jan 2019 19:56 WIB

Inalum, dari Konsorsium Jepang Hingga Menaungi Freeport

Inalum ditunjuk menjadi Holding Industri Pertambangan pada 27 November 2017.

Dirjen Mineral dan Batubara Kementerian ESDM Bambang Gatot (kedua kanan) berbincang bersama Sekjen Kementerian ESDM Ego Syahrial (kedua kiri), CEO Freeport McMoRan Richard Adkerson (kanan) dan Dirut PT Inalum Budi G Sadikin (kiri) seusai penyerahan Izin Usaha Pertambangan Khusus Operasi Produksi (IUPK) kepada PT Freeport Indonesia di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (21/12/2018).
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Dirjen Mineral dan Batubara Kementerian ESDM Bambang Gatot (kedua kanan) berbincang bersama Sekjen Kementerian ESDM Ego Syahrial (kedua kiri), CEO Freeport McMoRan Richard Adkerson (kanan) dan Dirut PT Inalum Budi G Sadikin (kiri) seusai penyerahan Izin Usaha Pertambangan Khusus Operasi Produksi (IUPK) kepada PT Freeport Indonesia di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (21/12/2018).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Holding Industri Pertambangan, INALUM kini berusia 43 tahun. Dalam 43 tahun perjalanannya, INALUM telah bertransformasi dari perusahaan yang dikuasai oleh konsorsium Jepang menjadi BUMN pada 19 Desember 2013, dan ditunjuk menjadi Holding Industri Pertambangan pada 27 November 2017.

INALUM saat ini menaungi PT ANTAM Tbk, PT Bukit Asam Tbk, PT Timah Tbk. dan PT Freeport Indonesia. Selain menjadi ujung tombak proses hilirisasi produk tambang, INALUM juga turut berkontribusi pada masyarakat Sumatera Utara melalui Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) serta Corporate Social Responsibility (CSR) yang telah disalurkan sebesar Rp 29 miliar.

Kedepannya, INALUM akan terus mengejar penyelesaian proyek-proyek hilirisasi yang juga merupakan proyek strategis nasional. Saat ini INALUM telah berhasil memproduksi produk turunan aluminium berupa billet dan foundry alloy.

Inalum juga melakukan uji coba proyek optimalisasi dan upgrading tungku peleburan, finalisasi studi kelayakan untuk pengembangan smelter baru, ekspansi pelabuhan, pabrik Calcined Petroleum Coke (CPC) bekerjasama dengan Pertamina, pabrik Slab Sheet dan Wire rod serta Proyek Smelter Grade Alumina Refinery di Mempawah, Kalimantan Barat yang seluruh proyek tersebut menunjukkan kemajuan yang positif.

Sri Mulyani Beberkan Kompleksnya Negosiasi Freeport

Untuk mencapai target produksi 1 juta ton aluminium di tahun 2025, INALUM  berencana untuk melakukan ekspansi pengembangan klaster aluminium di provinsi Kalimantan Utara tepatnya di Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) Tanah Kuning. Untuk merealisasikan ekspansi tersebut, INALUM bersama Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara telah menandatangani Nota Kesepahaman perihal persiapan Proyek Pengembangan Klaster Aluminium.

Pada tahun buku 2018 yang lalu, INALUM operasional (non-Holding) (unaudited) telah membukukan laba bersih sekitar 78 juta dolar AS. Keuntungan ini diikuti dengan peningkatan kontribusi Perusahaan terhadap kemajuan dan kemaslahatan masyarakat sekitar. Hal ini dapat dilihat dari realisasi dana PKBL dan CSR yang telah disalurkan pada tahun 2018 sebesar Rp 29 miliar.

Dari sisi produksi, water level Danau Toba berangsur membaik hingga level 903,84 mdpl saat ini. Di sisi tungku rata-rata tungku beroperasi sebanyak 487 tungku sehingga dapat memproduksi aluminium pada tahun 2018 sebanyak sekitar 242 ribu ton serta menjual aluminium ingot, billet dan foundry alloy sebanyak sekitar 246 ribu ton.

Divestasi Freeport: Apa Manfaatnya untuk Indonesia?

Pada tahun 2018 program rutin seperti pengobatan gratis, perbaikan sarana ibadah, pembuatan sumur bor, pembuatan posyandu, bantuan meubelier dan sarana pendidikan untuk sekolah-sekolah di sekitar Perusahaan masih tetap terus dijalankan oleh INALUM. Di pengujung tahun ini juga akan dilaksanakan program bedah rumah untuk 48 rumah kurang layak huni di Kabupaten Batu Bara.

Dukungan INALUM terhadap pemuda juga ditunjukkan dengan telah dilaksanakannya pelatihan sekuriti untuk 20 pemuda dan turnamen bola voli pemuda di sekitar Perusahaan pada tahun 2018 ini. Selain itu sebagai dukungan INALUM terhadap industri kreatif di sekitar Perusahaan, INALUM juga telah melaksanakan Pelatihan kepada mitra binaan dan pembuatan produk kerajinan kulit.

Dari sisi pengembangan Usaha Kecil Menengah (UKM), INALUM Melalui Program Kemitraan, pada tahun 2018 ini kembali menyalurkan dana pinjaman untuk 43 Usaha Kecil Menengah di sekitar Pabrik Peleburan dan PLTA.

Sebagai bentuk kepedulian terhadap masyarakat di sekitar jaringan transmisi INALUM, bantuan peralatan pertanian dan bantuan budidaya buah naga untuk membantu meningkatkan perekonomian masyarakat petani di beberapa desa sepanjang jaringan transmisi tersebut telah disalurkan oleh INALUM.

Dalam rangka pelestarian alam, INALUM bersama dengan PT Inhutani IV (Persero) dan LSM melakukan penghijauan dengan menanam pohon sebanyak 450 Ha lahan kritis di sekitar Daerah Tangkapan Air (DTA) Danau Toba.

Dalam perayaan hari besar keagamaan pada tahun 2018, INALUM juga telah menyalurkan Sembako Gratis pada Bulan Ramadhan sebanyak 5.000 paket di 10 Kabupaten/Kota dan 3 wilayah pengembangan INALUM, sedangkan untuk Natal INALUM akan kembali melaksanakan program sembako gratis seperti tahun-tahun sebelumnya. Safari ramadhan ke beberapa masjid diikuti safari Natal ke gereja-gereja di sekitar perusahaan, buka puasa bersama antara INALUM dengan pemangku kepentingan di sekitar Perusahaan, dan lain-lain juga terus dilaksanakan oleh INALUM.

INALUM juga turut serta dalam meringankan beban korban bencana alam dengan menjadi salah satu BUMN koordinator yang berpartisipasi terhadap bencana alam yang terjadi di Sumatera Utara dan sekitarnya. Mulai dari bencana erupsi Gunung Sinabung, banjir bandang dan longsor di Aceh Tenggara, dan banjir bandang di Solok, Sumatera Barat, bantuan kebakaran dan angin puting beliung di Kabupaten Batu Bara serta bantuan gempa di Palu, Donggala dan Lombok.

adv

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement