REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pergerakan nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat (4/1) pagi ini terapresiasi sebesar 72 poin di tengah pelambatan ekonomi Amerika Serikat (AS). Kurs rupiah menguat ke posisi Rp 14.338 per dolar AS.
"Dolar AS mengalami tekanan terhadap sejumlah mata uang dunia, termasuk rupiah didorong oleh kekhawatiran pelaku pasar terhadap perlambatan ekonomi AS," kata Ekonom Samuel Sekuritas Ahmad Mikail di Jakarta, Jumat (4/1).
Ia mengemukakan data Institute for Supply Management (ISM) manufaktur AS Desember yang tercatat sebesar 51.1 lebih rendah dari bulan sebelumnya sebesar 62.1. "Data tersebut merupakan yang terendah sejak November 2016," katanya.
Ia menilai pelemahan sektor industri di AS disinyalir akibat dampak perang dagang yang berlangsung dengan Cina.
Analis Valbury Asia Futures Lukman Leong mengatakan penutupan pemerintah AS juga menjadi salah satu faktor yang menekan mata uang dolar AS. "Pasar menilai, penutupan pemerintah AS akan memperlambat ekonominya sehingga memicu pelepasan terhadap aset berdenominasi dolar AS dan beralih ke negara dengan prospek ekonomi positif, salah satunya Indonesia," ujarnya.
Menurut dia, ekonomi nasional relatif cukup kondusif, data inflasi yang terkendali memberi harapan pertumbuhan ekonomi nasional ke depannya.