Rabu 02 Jan 2019 14:15 WIB

BEI Berkomitmen Dukung Pendalaman Pasar Modal Indonesia

Pada 2018, sebanyak 57 perusahaan go public.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Friska Yolanda
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution (ketiga kiri) didampingi Menteri Keuangan Sri Mulyani (kedua kiri), Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara (kiri), Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Inarno Djajadi (kanan), Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso (ketiga kanan) dan Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, Hoesen memberikan sambutan saat pembukan perdagangan 2019 di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (2/1/2019).
Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution (ketiga kiri) didampingi Menteri Keuangan Sri Mulyani (kedua kiri), Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara (kiri), Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Inarno Djajadi (kanan), Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso (ketiga kanan) dan Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, Hoesen memberikan sambutan saat pembukan perdagangan 2019 di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (2/1/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Memasuki 2019, Bursa Efek Indonesia (BEI) berkomitmen menjaga berbagai momentum pertumbuhan ekonomi. Maka, serangkaian program strategis pun dibuat demi mendukung pendalaman pasar modal Indonesia. 

"Di antaranya penguatan infrastruktur kebursaan dan layanan optimal bagi perusahaan tercatat, anggota bursa, serta investor," ujar Direktur Utama BEI Winarno Djajadi di Gedung BEI, Jakarta, Rabu, (2/1). Ia berharap tahun ini penuh optimisme agar bisa konsisten berkarya membangun perekonomian ke depan. 

Lebih lanjut, kata dia, tahun lalu penuh tantangan. Meski tidak mudah dilewati namun BEI bisa mencetak prestasi. 

"Pada 2018, sebanyak 57 perusahaan go public. Ini merupakan pencapaian tertinggi sejak BEI didirikan pada 1992," ujarnya. 

Baca juga, OJK Minta Pelaku Pasar Optimistis Hadapi 2019

Optimisme terhadap perekonomian Indonesia pun menurutnya bertambah. Ini terlihat dari jumlah investor yang terus naik. 

"Pada 2018 jumlah investor telah mencapai sekitar 1,6 juta atau naik 40 persen dibandingkan tahun sebelumnya," kata Inarno.

Terjaganya keyakinan investasi, baginya berdampak positif pula pada likuiditas perdagangan. Dirinya menuturkan, seluruh pencapaian tersebut berkat program strategis yang dilakukan BEI. Hal itu meliputi pembaruan infrastruktur juga efisiensi penyelesaian transaksi saham dari tiga hari (T3) menjadi dua hari (T2). 

"Tentunya pencapaian ini pun tidak jauh dari kerja keras dan kebijakan strategis dari pemerintah, Otoritas Jasa Keuangan, serta Bank Indonesia (BI)," ujar Inarno.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement