Selasa 01 Jan 2019 02:00 WIB

Target Laba dan Aset Pegadaian 2019 Tumbuh Double Digit

Tahun 2019 adalah tahun politik dengan prediksi pertumbuhan ekonomi nasional stabil.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Dwi Murdaningsih
Petugas melayani pemudik di Kantor Pusat Pegadaian, Jakarta, Jumat (8/6).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Petugas melayani pemudik di Kantor Pusat Pegadaian, Jakarta, Jumat (8/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pegadaian (Persero) menargetkan pertumbuhan double digit untuk laba bersih dan total aset pada 2019. Keduanya diproyeksikan bisa mencapai Rp 64,2 triliun untuk laba dan Rp 3,3 triliun untuk aset. Tahun 2019 adalah tahun politik dengan prediksi pertumbuhan ekonomi nasional relatif stabil.

Direktur Utama PT Pegadaian (Persero) Sunarso mengatakan optimisme target pencapaian kinerja 2019 itu dipicu dengan rampungnya cetak biru perusahaan 2019-2023. Selain itu Pegadaian juga selesai melakukan transformasi di perusahaan.

"Di dalam blueprint Pegadaian 2019-2023 komposisi portofolio akan berubah untuk kinerja bisnis gadai dan non gadai sebesar 84 persen dan 16 persen secara bertahap menjadi 60 persen dan 40 persen. Tanpa meninggalkan bisnis utamanya, yaitu gadai," katanya dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id.

Selain itu, Pegadaian juga akan terus menggenjot digitalisasi sistem dan produk agar makin cepat dan efisien. Sunarso mengatakan kinerja rata-rata keuangan tumbuh sembilan persen sepanjang 2018 karena rancangan dan proses transformasi. Pegadaian secara paralel melakukan inovasi produk dan layanan.

Menutup tahun 2018 persero mencatatkan hasil kinerja positf. Laba bersih tumbuh 9,4 persen year on year (YOY) menjadi Rp 2,7 triliun. Total Aset tumbuh (YoY) 9,2 persen menjadi Rp 53,2 triliun dan outstanding loan (OSL) tumbuh (YoY) 9,4 persen menjadi Rp 40,3 triliun.

Sedangkan Pendapatan Usaha tumbuh (YoY) 9,5 persen menjadi Rp 11,5 triliun dan jumlah nasabah tumbuh (YoY) 9,4 persen menjadi 10 juta. Sunarso menjelaskan bisnis gadai saat ini menunjukkan perkembangan yang signifikan setelah OJK membuka bisnis gadai menjadi lebih terbuka dan makin kompetitif.

"Hal ini mendorong kami melakukan banyak terobosan inovasi produk dan layanan. Namun, kami tetap menjaga Non Performing Loan (NPL) atau kredit bermasalah yang makin menurun menjadi 1,3 persen," kata dia.

Manajemen tetap optimis meski memasuki tahun politik karena fundamental ekonomi nasional cukup baik. Sunarso menjelaskan, persero akan terus mengembangkan bisnis baru sesuai dengan potensi pasar dan pemanfaatan perkembangan teknologi, serta didukung oleh risk management. Misal, penyaluran digital mikro dan pembiayaan konsumer.

Di tahun 2019 Pegadaian menargetkan total aset tumbuh 20,7 persen dari prognosa 2018 menjadi Rp 64,2 triliun. Total OSL tumbuh 18,1 persen dari prognosa tahun lalu menjadi Rp 47,7 triliun. Target pendapatan usaha mencapai Rp 14,4 triliun atau tumbuh 24,8 persen dari prognosa 2018.

Memasuki 2019, Jokowi: Indonesia Semakin Berdaulat

Laba bersih naik menjadi Rp 3,3 triliun atau tumbuh 19,6 persen dari prognosa 2018. Sedangkan jumlah nasabah mencapai 12,3 juta atau tumbuh 23,4 persen dari prognosa 2018.

Pegadaian saat ini terus mengembangkan inovasi-inovasi baru untuk memperluas pasar dan menunjang pelayanan terhadap nasabah. Antara lain Pegadaian Digital Service (PDS), Investasi Emas, Gadai Syariah, Gadai Tanpa Bunga dan memperbanyak jumlah agen Pegadaian untuk memperkuat inklusi keuangan.

"Saya berharap Pegadaian akan terus menjadi perusahaan yang tetap berkontribusi besar bagi masyarakat dan perekonomian nasional," kata Sunarso.

Untuk mencapai semua itu, Pegadaian sudah menyiapkan strategi G5star, yaitu Grow core, Grab new business opportunity, Grooming talent, Generation Ztechnology atau the latest technology, serta Great culture. Dengan rampungnya transformasi di tubuh Pegadaian, ia berharap kinerja persero ke depannya akan semakin bertumbuh pesat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement