Ahad 30 Dec 2018 08:58 WIB

Trump Yakin AS akan Mencapai Kesepakatan Dagang dengan Cina

AS dan Cina yang sudah sepakat untuk melakukan gencatan senjata dalam perang dagang

Rep: Lintar Satria Zulfikar/ Red: Nidia Zuraya
Perang dagang AS dengan Cina
Foto: republika
Perang dagang AS dengan Cina

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Melalui akun media sosial Twitter, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan ia melakukan sambungan telpon dengan Presiden Cina Xi Jinping yang sangat lama dan hasilnya sangat baik. Trump mengatakan ada kemungkinan kesepakatan perdagangan antara AS dan Cina berjalan dengan sangat baik.  

"Kesepakatan berjalan dengan sangat baik, jika berhasil dibuat, maka akan sangat komprehensif, mencakup semua hal, wilayah dan titik perselisihan. Sedang membuat kemajuan yang besar," cuit Trump, Ahad (30/12).

Penutupan pemerintahan AS atau yang dikenal shutdown sudah memasuki hari kedelapan. Tidak ada tanda-tanda penutupan tersebut akan berakhir. Dalam cicitannya itu juga Trump menyerang oposisinya, Partai Demokrat dan berbicara kemungkinan akan memperbaiki hubungan dengan Cina.

AS dan Cina yang sudah sepakat untuk melakukan gencatan senjata dalam perang dagang yang terjadi sejak awal tahun 2018. Mereka sepakat untuk mulai melakukan gencatan senjata pada tanggal 1 Desember 2019. Di waktu yang bersamaan mereka akan bernegosiasi untuk mengakhiri perang dagang yang sudah berlangsung selama berbulan-bulan.

Kantor berita yang dikelola pemerintah Cina, Xinhua juga melaporkan tentang pembicaraan dua kepala negara tersebut. Xinhua mengutip Xi yang mengatakan tim dari dua negara sudah berusaha untuk mengimplementasikan konsesus yang telah dibuat bersama Trump.

"Saya berharap kedua tim akan bertemu di titik tengah, berkerja keras dan berusaha keras untuk mencapai kesepakatan yang menguntungkan bagi kedua belah pihak dan memberi dampak kepada dunia secepat mungkin," kata Xi, seperti dilansir dari Xinhua.

Trump membatalkan liburannya ke negara bagian Florida karena pemerintah AS tutup sejak tanggal 22 Desember lalu. "Saya di Gedung Putih menunggu Demokrat untuk datang dan membuat kesepakatan," tulis Trump di Twitter.

Kongres yang masih dikuasai partai Republik libur di akhir pekan. Hanya ada beberapa orang anggota legislatif yang masih berada di Washington. Penutupan pemerintahan ini berdampak pada seperempat pemerintahan federal termasuk 800 ribu lebih pekerja pemerintah, sementara anggaran beberapa badan pemerintahan AS sudah kadaluarsa dan harus segara disusun kembali.

Kongres harus segera meloloskan anggaran tahun depan agar badan-badan pemerintahan yang kini ditutup bisa mendapatkan dana mereka lagi. Tapi belum ada tanda-tanda berakhirnya perselisihan antara Trump dan Partai Demokrat tentang anggaran yang diminta Presiden AS ke-45 itu untuk membangun tembok perbatasan dengan Meksiko yang menelan biaya sebesar 8 miliar dolar AS. 

Tembok perbatasan itu menjadi isu utama yang Trump ajukan selama kampanye pemilihan presiden pada tahun 2016 lalu. Trump berjanji tembok perbatasan itu akan didanai oleh pemerintah Meksiko, tapi pemerintah Meksiko segera menolaknya. Sejak saat itu Trump meminta uang pembayar pajak AS untuk proyek yang diperkirakan total biayanya sebesar 23 miliar dolar AS.

Trump melihat tembok perbatasan tersebut sangat penting untuk mencegah masuknya imigran ilegal. Sementara anggota legislatif dari Demokrat dan beberapa anggota legislatif Republik melihat tembok perbatasan tersebut tidak berguna dan mahal.

Kebuntuan atas permintaan Trump ini akan menjadi ujian bagi Kongres pekan depan. Trump juga menyalahkan Demokrat atas kematian dua anak di pusat penahanan imigran AS. Menurutnya kematian dua anak itu disebabkan kebijakan imigrasi partai Demokrat yang mengenaskan.

Tidak diketahui kebijakan apa yang disinggung Trump. Tapi beberapa orang terdekatnya mengatakan Trump menyinggung tentang keputusan pengadilan dan Undang-undang AS termasuk Undang-undang bipartisan yang mengatur anak-anak dan keluarga imigran boleh ditahan. Menurut orang-orang terdekat Trump, presiden AS itu melihat undang-undang tersebut sebagai 'celah' yang mendorong imigrasi ilegal. 

Pada hari Jumat (28/12)  Menteri Keamanan Dalam Negeri Kirstjen Nielsen mengunjungi pusat Patroli Perbatasan di Texas. Sebelumnya Kementerian Keamanan Dalam Negeri sudah menambah fasilitas pemeriksaan medis di pusat-pusat penahanan imigrasi setelah dua anak meninggal dunia di sana. Nielsen juga mengunjungi Yuma, Arizona.

Sementara itu ribuan pekerja pemerintah federal seperti Kementerian Keamanan Dalam Negeri, Kehakiman, Perdagangan, Dalam Negeri, Transportasi, Pertanian dan kemeterian-kementerian AS lainnya tidak dapat bekerja atau bekerja tanpa dibayar. Salah satunya Penjaga Pantai Amerika Serikat (USCG).

USCG salah salah satu dari tujuh layanan berseragam negara AS yang berada dibawah Kementerian Keamanan Dalam Negeri AS. Pekerja USCG akan menerima gaji terakhir mereka pada hari Senin (31/12). Dalam situs resmi mereka USCG memperingatkan gaji para pekerja USCG juga akan terlambat karena pemerintahan masih ditutup.

"Administrasi, Departemen Keamanan Dalam Negeri dan Penjaga Pantai sudah mendapatkan cara untuk menggaji pasukan militer kami pada 31 Desember 2018," kata situs USCG.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement