REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jawa Tengah dan DI Yogyakarta beli listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Surakarta. Power Purchase Agreement (PPA) atau Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (PJBTL) antara PLN UID Jawa Tengah dan DI Yogyakarta dengan PT Solo Citra Metro Plasma Power, selaku operator PLTSa Surakarta, telah dilaksanakan di Solo, Jawa Tengah, Jumat (28/12).
PLTSa Surakarta yang berada di lingkungan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Putri Cempo, Mojosongo, Solo merupakan proyek percontohan pemanfaatan sampah untuk pembangkit energi listrik.
Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Tengah, Amir Rosyidin menjelaskan, kontrak PJBTL yang ditandatangani ini merupakan salah satu proses untuk menuju energi terbarukan yang ditargetkan akan mencapai angka 23 persen pada 2025.
Saat ini, pemanfaatan EBT bagi energi listrik masih di angka yang terbilang jauh dari keiginan, yakni baru sekitar 11 persen. “Makanya kami juga berharap proyek ini bisa berjalan dengan baik," katanya.
Amir juga menjelaskan, hampir dua tahun waktu yang dibutuhkan untuk dapat mengoperasikan pembangkit ini secara menyeluruh dan satu setengah tahunnya merupakan proses pembangunan.
Nantinya, jaringan yang akan ditarik sepanjang 6,5 kilometer dari Gardu Induk Palur agar bisa didistribusikan dan bisa dinikmati oleh seluruh masyarakat yang ada di sekitar,.
"PLN berharap dengan adanya fasilitas yang handal, PLTSa Surakarta dapat menjadi bagian dalam infrastruktur ketenagalistrikan Indonesia yang handal dan memiliki aspek keberlanjutan," ujar dia.
Sementara itu, Direktur Utama (Dirut) PT Solo Citra Metro Plasma Power, Elan Syuherlan menjelaskan, PLTSa Surakarta akan menjadi PLTSa pertama di Jawa Tengah dengan kapasitas daya sebesar 5 MW.
Untuk mendukung aspek penggunaan EBT yang berkelanjutan, pembangkit tersebut memanfaatkan komposisi sampah yang terakumulasi dari TPA Putri Cempo dengan total kebutuhan sampah sekitar 276 ton per hari.
"Komposisi tersebut meliputi sampah baru yang diprioritaskan untuk diolah sebesar 200 ton per hari dan sampah lama dengan ketersediaan 1.8 ribu ton hingga saat ini," ungkapnya.
Proyek pembangunan PLTSa direncanakan efektif berjalan pada Maret 2019 dan mulai beroperasi secara komersial pada September 2021 mendatang.
PLTSa tersebut akan memasok listrik ke sistem Gardu Induk Palur yang kemudian diatur pembagiannya oleh Unit Pelaksana Pengatur Distribusi Jawa Tengah dan DI Yogyakarta.
Dalam hal ini PT Solo Citra Metro Plasma Power juga menyiapkan fasilitas dan infrastruktur yang optimal. Diantaranya fasilitas pengolahan sampah menjadi biochar dengan teknologi wet pyrolysis.
Selain itu juga tujuh unit gasifier untuk proses gasifikasi biochar menjadi syntetic gas, 9 unit mesin pembangkit tipe gas engine dan fasilitas pengolahan limbah (sedimentation storage dan water waste treatment system).
Kendati demikian, lanjut Elan, penggunaan sampah sebagai bahan energi tidak akan mencemari lingkungan sekitar. Energi ini sangat ramah lingkungan karena gas yang dihasilkan dari proses ini bebas dari TAR maupun kandungan lainnya yang berbahaya.