REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution memproyeksikan defisit neraca pembayaran Indonesia akan membaik pada kuartal IV 2018. Hal itu seiring dengan arus modal asing yang mulai kembali masuk ke Indonesia.
"Saya tidak bilang surplus. Paling tidak transaksi berjalannya yang negatif itu bisa sedikit banyak diimbangi transaksi modal dan finansial," kata Darmin di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta pada Rabu (26/12) malam.
Untuk diketahui, defisit neraca transaksi berjalan (Current Account Deficit/CAD) pada kuartal III 2018 tercatat sebesar 8,8 miliar dolar AS atau mencapai 3,37 persen terhadap PDB. Sementara, transaksi modal dan finansial mengalami surplus sebesar 4,2 miliar dolar AS.
Meski demikian, surplus tersebut belum cukup untuk membiayai CAD. Sehingga, neraca pembayaran Indonesia pada kuartal III 2018 defisit 4,4 miliar dolar AS.
Darmin menyampaikan, sektor riil perekonomian Indonesia masih berjalan dengan baik dan dapat dilihat dari capaian pertumbuhan ekonomi kuartal III 2017 yang sebesar 5,17 persen. Meski, ujarnya, terdapat tantangan yang berkaitan dengan perang dagang dan moneter internasional. Hal itu lantas memicu tekanan di pasar keuangan dan menyebabkan arus modal keluar.
Akan tetapi, Darmin meyakini kondisi saat ini sudah lebih baik dibandingkan dua atau tiga bulan lalu ketika masih terjadi arus modal keluar.
"Jadi, walaupun CAD tetap relatif tinggi tapi kita tidak sekhawatir tiga sampai empat bulan lalu," kata Darmin.
Meski arus modal sudah mulai masuk, Darmin menjelaskan, butuh waktu agar transaksi modal dan finansial bisa membiayai CAD. Salah satu sentimen positif, kata Darmin, berasal dari hasil kajian Bloomberg yang menyebut obligasi Indonesia sudah berada di harga yang rendah dan direkomendasikan untuk dibeli.
"Kalau tidak ada kejadian baru itu sedikit banyak akan mempengaruhi market," kata Darmin.
Senada dengan Darmin, Direktur Riset CORE Indonesia Piter Abdullah menilai, neraca pembayaran kuartal IV 2018 masih akan mengalami defisit.
"Neraca modal saya perkirakan surplus tapi tidak cukup menutup besarnya CAD," kata Piter ketika dihubungi Republika.co.id, Kamis (27/12).
Piter memproyeksikan, CAD kuartal IV 2018 akan melebihi 10 miliar dolar AS. Angka itu lebih besar dibandingkan CAD kuartal I 2018 yang sebesar 5,6 miliar dolar AS, CAD kuartal II 2018 yang sebesar 7,9 miliar dolar AS, dan CAD kuartal III 2018 yang sebesar 8,8 miliar dolar AS.
Dia menyampaikan, hal itu bisa terjadi jika neraca perdagangan Desember 2018 kembali mengalami defisit. Untuk diketahui, neraca dagang Oktober hingga November mengalami defisit 3,7 miliar dolar AS.
"Desember ini saya perkirakan neraca perdagangan masih defisit tapi tidak akan lebih besar dari November. Mungkin akan ada di kisaran 0,5 sampai 1 miliar dolar AS," kata Piter.