REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK – Sekolah Tinggi Ekonomi Islam (STEI) SEBI mengadakan Islamic Economics Research School (IERS) untuk mendukung pengembangan riset konseptual dan aplikatif ekonomi Islam di Indonesia. Sekolah Riset Ekonomi Islam itu digelar di kampus STEI SEBI, Depok, Jawa Barat selama tiga hari berturut-turut, 18-20 Desember 2018.
Siaran pers STEI SEBI yang diterima Republika.co.id, Jumat (21/12) menyebutkan, peserta yang hadir selain dosen internal, juga peserta dari beberapa kampus. Di antaranya, dari Unair, Universitas Brawijaya, UI, UIN Jakarta, Universitas Trisakti, dan IBS.
Sesi pertama dimulai dengan sharing yang disampaikan oleh Direktur Cyber-C STEI SEBI, Dr Oni Sahroni terkait metodologi kajian kitab fiqh muamalah. “Penting bagi kita kembali membedah kitab klasik sambil merefleksi kebutuhan kontemporer, dalam melakukan riset,” kata pakar fiqih muamalah tersebut.
Para dosen peserta Sekolah Riset Ekonomi Islam berfoto bersama.
Kegiatan ini juga membahas model riset multiparadigma yang disajikan secara apik oleh Ahmad Baehaqi. Di akhir sesi, pendekatan kuantitatif juga dijelaskan utuh dengan praktik langsung dituntun Mustafa Kamal.
Selain tema pendekatan penelitian, program pembinaan riset intensif ini juga membedah naskah riset yang mendapat predikat Best Paper di forum riset nasional oleh Luthfi Hamidi, Fahmi Ali Hudzaefi, dan langkah-langkah penulisannya oleh Ai Nur Bayinah.
Cara pengutipan referensi dan penyusunan naskah berbahasa asing juga dituntun oleh Fahma Rianti dan Donny Setiawan. Tak ketinggalan, pengenalan model riset sosial dengan Model SLIA dan SROI oleh Iqbal Fadli Muhammad.