REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2017 mengungkapkan sekitar 4,4 juta anak dan remaja tidak bersekolah. Deputi Perwakilan UNICEF Indonesia Robert Gass mengatakan, untuk menyelesaikan masalah pendidikan tersebut, perlu kerja sama dengan banyak sektor, termasuk swasta.
"Kalau memang ingin mengubah kondisi ini, kerja sama memang perlu dilakukan dengan banyak pihak," ujar Gass dalam acara "Bluebird Jalin Kerja Sama dengan UNICEf untuk Pendidikan Anak Indonesia, Jakarta, Rabu (19/12).
Masalah pendidikan pun bukan hanya berputar pada anak yang tidak bisa menikmati bangku sekolah. Beberapa murid pun ternyata banyak yang tidak mendapatkan fasilitas pendidikan yang layak.
Data dari survei Indonesia National Assessment Programe (INAP), Gass menjelaskan, di tingkat sekolah dasar, hanya 23 persen siswa kelas empat yang mencapai batas minimum nasional kemampuan matematika. Sedangkan untuk membaca hanya 53 persen saja.
"Ini artinya hanya satu dari dua anak yang mampu mencapai kapasitas nasional dalam berbahasa," ujar Gass.
Gass mencontohkan dengan sekolah-sekolah yang berada di wilayah Timur Indonesia. Masih banyak yang mengalami kendala dalam fasilitas, baik guru yang memadai, bangunan sekolah, ketersediaan buku, dan hal lainnya.
Padahal, anak-anak dan remaja merupakan aset yang tidak ternilai harganya. Terdapat 80 juta anak-anak dan remaja yang ada di Indonesia yang memiliki hak pendidikan sama, namun, tidak semuanya memiliki kesempatan serupa.
"Untuk membuka potensi terbaik mereka, maka hambatan yang menghalangi anak dan remaja untuk berpartisipasi dan menyelesaikan pendidikan harus dihapuskan," ujar Gass.
Untuk itu, UNICEF bergerak membuat langkah pertama bekerja sama dengan BlueBird melakukan edukasi dan ajakan berdonasi untuk pendidikan anak Indonesia. Kampanye yang bernama "Berbagi di Taksi Biru" ini diaplikasikan dengan memasang wobbler di 10 ribu kendaraan BlueBird di 19 kota Indonesia.
Deputi Perwakilan UNICEF Indonesia Robert Gass dengan Presiden Direktur BlueBird Group Holding Noni Purnomo dalam kerja sama kampanye "Berbagi di Taksi Biru" untuk pendidikan anak Indonesia, Jakarta, Rabu (19/12).
Presiden Direktur BlueBird Group Holding Noni Purnomo menjelaskan, nantinya penumpang yang menggunakan transportasi BlueBird bisa mengakses situs www.unicef-bluebird.id dengan memindai QR Code yang ada di wobbler.
Untuk donasi yang diberikan dapat dilakukan dengan dua pilihan, yaitu donasi rutin dan donasi sekali. Dana yang terkumpul akan langsung dikelola UNICEF untuk keperluan membantu anak-anak di bidang pendidikan.
"Masih banyak orang yang belum tahu, kalau UNICEF pun bisa menerima donasi per orang, dengan cara ini akan lebih mengenalkan lagi," ujar Noni.
Di samping itu, untuk lebih mengedukasi masyarakat, BlueBird pun akan memasang video dalam in-Taxi Entertaiment di 500 kendaraan. Noni menegaskan, edukasi menjadi penting, sebab dengan satu orang yang tahu maka akan bisa menyebarkan informasi kepada orang lain.