Rabu 19 Dec 2018 15:15 WIB

70 Tahun, Warga di Perbatasan Akhirnya Nikmati Jalan Aspal

Jalan di perbatasan Atambua sebelumnya dipenuhi oleh batu-batu yang tinggi.

   Sejumlah pekerja melakukan pengaspalan bagian atas jalan dengan menggunakan hotmix di jalur Pantura (ilustrasi).
Foto: Republika/Agung Fatma Putra
Sejumlah pekerja melakukan pengaspalan bagian atas jalan dengan menggunakan hotmix di jalur Pantura (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, ATAMBUA --  Sejumlah masyarakat perbatasan di desa Bakustulamu Kecamatan Tasifeto Barat, Kabupaten Belu menyambut gembira keberadaan jalan sirip (non status) yang dibangun oleh Kementerian Desa, Tertinggal Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT). Kepala desa Bakustulamu, Raymundus Berek mengatakan keberadaan jalan itu membantu warga di desa itu.

"Warga di desa ini sangat menyambut gembira keberadaan jalan ini, karena memang mereka sangat membutuhkan jalan yang bagus," katanya, Selasa (18/12).

Ia mengisahkan sudah 70 tahun sejak dirinya berada di desa itu, baru kali ini warga di desa tersebut merasakan jalanan yang aspal, setelah dibangun oleh Kemendes PDTT. Raymundus mengatakan sebelum dibangun jalan sepanjang 3,2 kilometer itu tidak bisa dilalui oleh kendaraan umum.

"Karena memang sepanjang jalan itu dipenuhi oleh batu-batu yang tinggi," ujar Raymundus.

Anselmus, warga di desa itupun mengatakan bahwa dengan adanya jalan tersebut pihaknya tidak perlu menggunakan jalan sebelumnya yang memakan waktu kurang lebih 1,5 jam. "Dengan adanya jalan ini kami mau membawa hasil bumi ke kota, hanya membutuhkan waktu tidak sampai satu jam," ujarnya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement