Senin 17 Dec 2018 22:16 WIB

Nilai Ekspor Lampung pada November 2018 Turun 25,9 Persen

Penurunan ekspor tertinggi terjadi di komoditas batu bara.

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Friska Yolanda
Ilustrasi ekspor impor.
Foto: ANTARA FOTO/Didik Suhartono
Ilustrasi ekspor impor.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Nilai ekspor berbagai komoditas andalan dari Provinsi Lampung mengalami penurunan sebesar 25,91 persen pada November 2018 dibandingkan bulan sebelumnya. Sedangkan nilai impor komoditas luar negeri justru mengalami kenaikan sebesar 34,22 persen.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung Yeane Irmaningrum mengatakan, nilai total ekspor Provinsi Lampung pada November 2018 mencapai 236,75 juta dolar Amerika Serikat (AS). Nilai ini mengalami penurunan sebesar 82,77 juta dolar AS atau turun 25,91 persen dibandingkan ekspor Oktober 2018 yang tercatat 319,53 juta dolar AS.

“Nilai ekspor November 2018 ini jika dibandingkan dengan November 2017 yang tercatat 298,08, juta dolar AS mengalami penurunan sebesar  61,33 juta dolar AS atau turun 20,57 persen,” kata Yeane Irmaningrum saat ekspos di Kantor BPS Lampung, Senin (17/12).

Menurut dia, lima golongan barang utama ekspor Provinsi Lampung pada November 2018 yaitu lemak dan minyak hewan/nabati, kopi, teh, dan rempah-rempah, batu bara, bubur kayu/pulp, serta olahan dari buah-buahan/sayuran.  Penurunan ekspor November 2018 terhadap Oktober 2018 terjadi pada empat golongan barang utama tersebut yaitu lemak dan minyak hewan/nabati turun 18,07 persen.

Selanjutnya, kopi, teh, rempah-rempah turun 27,64 persen. Ekspor batu bara turun 40,67 persen dan olahan dari buah-buahan/sayuran turun 20,81 persen. “Adapun golongan barang utama yang mengalami peningkatan adalah bubur kayu/pulp yang naik 13,12 persen,” katanya.

Negara utama tujuan ekspor Provinsi Lampung pada November 2018 yaitu ke Amerika Serikat yang mencapai 45,48 juta dolar AS, India 37,89 juta dolar AS, Pakistan 28,22 juta dolar AS, Tiongkok 22,33 juta dolar AS, dan Korea Selatan 13,62 juta dolar AS. Kelima negara tujuan ekspor tersebut peranannya 62,32 persen.

Yeane mengatakan, nilai impor Provinsi Lampung November 2018 mencapai 346,08 juta dolar AS, mengalami peningkatan 88,23 juta dolar AS atau naik 34,22 persen dibanding Oktober 2018 yang tercatat 257,85 juta dolar AS. Nilai impor November 2018 tersebut masih lebih tinggi 80,61 juta dolar AS atau naik 30,36 persen jika dibanding November 2017 yang tercatat 265,47 juta dolar AS.

Dari lima golongan barang impor utama padaNovember 2018, dua di antaranya mengalami peningkatan, yaitu masing-masing binatang hidup naik 50,88 persen dan biji-bijian berminyak yang naik hingga mencapai 1.161,06 persen. Adapun golongan barang impor utama yang mengalami penurunan adalah gula dan kembang gula turun sebesar 48,30 persen; ampas/sisa industri makanan turun sebesar 45,32 persen; dan mesin/pesawat mekanik turun sebesar 79,82 persen.

Kontribusi lima golongan barang utama terhadap total impor Provinsi Lampung pada November 2018 mencapai 19,70 persen, dengan rincian binatang hidup 8,42 persen, gula dan kembang gula 4,60 persen, ampas/sisa industri makanan 3,09 persen, biji-bijian berminyak 2,62 persen dan mesin/pesawat mekanik 0,98 persen.

Negara pemasok barang impor ke Provinsi Lampung pada November 2018 menurut kelompok negara utama berasal dari Nigeria sebesar 84,66 juta dolar AS, Qatar 49,37 juta dolar AS, Australia 44,93 juta dolar AS, Amerika Serikat 37,92 juta dolar AS, dan Saudi Arabia 24,86 juta dolar AS. Jika dilihat menurut kelompok negara, impor terbesar berasal dari kelompok negara utama (Nigeria, Qatar, Australia, Amerika Serikat dan Saudi Arabia) yang mencapai 241,74 juta dolar AS, kemudian diikuti ASEAN 57,07 juta dolar AS dan Uni Eropa 1,53 juta dolar AS.

Kontribusi impor Provinsi Lampung selama November 2018 dari total negara utama mencapai 64,17 persen, terdiri dari kelompok negara utama lainnya 43,49 persen, kawasan ASEAN 19,60 persen dan kelompok Uni Eropa 1,08 persen. Total Impor dari negara utama November 2018 mencapai 300,35 juta dolar AS. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement