Ahad 16 Dec 2018 08:28 WIB

Keluarga Desa Kalahkan Keluarga Kota

Orang desa makin nyaman tinggal di desanya.

Warga desa mencuci pakaian di sungai. (ilustrasi)
Foto: Kemendes PDTT
Warga desa mencuci pakaian di sungai. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Tim Pakar Menteri Desa PDTT Haryono Suyono mengatakan zaman telah berubah. Keluarga desa bisa mengalahkan keluarga kota. Dalam pemilihan Presiden yang makin sering diadakan di Indonesia, tokoh yang asal usulnya dari desa mengalahkan calon yang asalnya dari kota.

Pada pemilihan Presiden pertama setelah 2000, SBY yang orang desa dari Pacitan mengalahkan Mega yang berasal dari kota. Pilihan berikutnya, Jokowi dari desa di Solo, mengalahkan juga calon lain yang berasal dari kota.

Haryono mengatakan fenomena lain juga menarik kalau menghadiri wisuda berbagai Perguruan Tinggi. Mahasiswa yang asalnya dari desa, pada banyak perguruan tinggi menyabet tempat-tempat terhormat sebagai lulusan terbaik dengan cum laude. "Mereka mengalahkan banyak teman-temannya dari kota," ujar dia.

Tahun ini, Indonesia mampu menurunkan tingkat kemiskinan dari sekitar 11,22 persen pada Maret 2015 menjadi sekitar 9,82 persen, atau dalam angka satu digit untuk pertama kali sejak 1970. Di wilayah kota, jumlah kemiskinan itu turun dari  8,22 persen menjadi 7,02 persen.

Di desa penurunan menurut ukuran presentase lebih kecil, dari 14,02 persen menjadi 13,2 persen. Tetapi, ujar Haryono, jumlah penduduk miskin yang bebas dari kemiskinan di desa jauh lebih besar dibandingkan jumlah penduduk miskin di kota. Sehingga secara nasional tingkat kemiskinan itu turun menjadi angka satu digit atau 9,82 persen.

Dengan dikucurkannya dana desa sejak 2015 langsung ke desa sebanyak Rp 187 trilliun, dikawal oleh Kementerian Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi yang dipimpin oleh Menteri Desa Eko Priyo Sandjojo, kemajuan desa luar biasa. "Dibandingkan keadaan pada tahun 2014, terjadi kemajuan yang membesarkan hati," kata Haryono.

Karena jumlah Desa Mandiri telah meningkat dari 2.894 desa atau 3,93 persen pada 2014 menjadi 5.559 Desa Mandiri atau 7,55 persen pada 2018. Kemajuan hampir 200 persen sebagai kemajuan yang sangat tinggi. Sebaliknya Desa Tertinggal menurun dari 19.750 desa atau 26,81 persen menjadi 13.232 desa atau 17,96 persen dari seluruh jumlah desa. "Suatu penurunan yang dramatis," ujarnya.  

Jumlah Desa Berkembang meningkat dari 69,26 persen di tahun 2014 menjadi 74,49 persen atau 54.479 Desa. Ini berarti bahwa Desa Tertinggal berkurang dengan 5.918 desa dan Desa Mandiri bertambah sebanyak 2.865 desa.

Atau menjadi dua kali lipat dalam tiga tahun program pembangunan desa dan masyarakat desa yang dikawal oleh Kemendes PDTT. "Suatu kemajuan yang luar biasa," ujarnya menegaskan.

Pembangunan yang dibiayai dana desa di desa membuat orang atau keluarga desa menjadi juara pembangunan yang luar biasa. Orang desa mulai mengalahkan orang kota dalam membangun desa tempat mereka bekerja. Dengan begitu, orang desa makin nyaman tinggal di desanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement