Sabtu 15 Dec 2018 09:15 WIB

Optimalisasi Lahan Rawa Beri Tujuh Manfaat bagi Petani

Kunci keberhasilan optimalisasi lahan rawa adalah air yang bergerak satu arah.

Ilutrasi lahan rawa menjadi lahan pertanian
Ilutrasi lahan rawa menjadi lahan pertanian

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian menyatakan optimalisasi lahan rawa sebagai lahan pertanian dengan dilaksanakan terpadu akan memberi tujuh manfaat bagi petani secara jangka panjang. Salah satunya adalah dapat mengoptimalisasi serta merevitalisasi jaringan irigasi dan drainase.

Kepala Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian Kementerian Pertanian Dedi Nursyamsi menyebutkan program optimalisasi lahan rawa tersebut ditargetkan seluas 550 ribu hektare. Diharapkan program tersebut dapat mengoptimalisasi serta merevitalisasi jaringan irigasi ke sawah petani.

"Dalam program ini sistem pengairan dikelola dengan baik mulai dari saluran primer hingga tersier karena sistem pengairan lahan rawa berbeda dengan lahan sawah umum," kata Dedi pada Jumat (14/12).

Pengairan lahan rawa untuk pertanian harus diperhatikan dengan baik. Kunci dari keberhasilan optimalisasi lahan rawa, kata dia, terletak dari air yang bergerak satu arah. Berbeda dengan lahan sawah biasa, pengairan lahan rawa harus memiliki dua fungsi, yakni sebagai saluran pengairan desa dan sebagai drainase untuk mengeluarkan racun. 

Baca juga, Mentan: Kawal Program Optimalisasi Lahan Rawa

Salah satu tantangan pengembangan lahan rawa adalah  tingginya kemasaman lahan. Jika lahan teroksidasi karena tidak ada aliran air, akan menghasilkan asam sulfat dan mengganggu produktivitas tanaman.

Selain untuk menormalisasi jaringan irigasi untuk petani, program optimlisasi lahan rawa atau biasa disebut Serasi (Selamatkan Rawa, Sejahterakan Petani), ini bertujuan meningkatkan produktivitas beras nasional. "Kalau rawa sudah dikembangkan, surplus beras kita akan semakin meningkat lagi minimal dari 500 ribu hektare bisa mendapat tambahan 1,5 sampai 2 juta ton beras," kata Dedi.

Manfaat lainnya adalah budidaya hortikultura, budidaya itik dan budidaya ikan. Selain beras, petani bisa mengandalkan komoditas lain untuk mendapatkan keuntungan dengan jangka pendek. Hal itu karena sayur-sayuran seperti selada, ternak itik dan ikan dapat hidup di sekitar lahan rawa.

Dengan bantuan alat mesin dan pertanian (alsintan) dari Kementerian Pertanian, petani juga bisa menerapkan cara bertani yang lebih modern serta efisien karena bisa memangkas biaya produksi. Manfaat terakhir adalah terbentuknya kelembagaan petani dan pemberdayaan petani melalui pertanian korporasi.

"Yang terpenting adalah perbaikan kelembagaan petani, baik kelompok tani, brigade alsintan. Dengan begitu, optimalisasi lahan rawa bisa sustainable," kata dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement