Jumat 14 Dec 2018 01:13 WIB

Mentan: Kampus Motor Penggerak Revolusi Pertanian Modern

Kampus menjadi motor penggerak yang melahirkan inovasi teknologi.

Lahan pertanian (ilustrasi).
Foto: VOA
Lahan pertanian (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan bahwa motor penggerak revolusi pembangunan pertanian modern yang bisa menyediakan pangan secara berdaulat dan bahkan pangan untuk dunia adalah kampus. Sebab pendidikan dan teknologi saling bertautan.

"Bukan politik yang mengubah peradaban tapi pengetahuan dan teknologi. Kampus menjadi motor penggerak yang melahirkan inovasi teknologi dan generasi muda pertanian milenial," kata Mentan Andi Amran Sulaiman saat memberikan kuliah umum di Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (13/12).

Menteri asal Sulawesi Selatan itu memang seakan tiada henti memberikan motivasi kepada civitas akademi pertanian sebagai generasi muda yang harus melahirkan inovasi dan teknologi pertanian modern. Untuk memotivasi mahasiswa, Amran mengemukakan kurun waktu 4 tahun pemerintahan Jokowi-JK yakni 2014 hingga 2018, kinerja pembangunan pertanian Indonesia sangat membanggakan.

Capaian pemerintah di sektor pertanian di bawah kendali Menteri alumnus Fakultas Unhas ini terbesar sepanjang sejarah Indonesia. Inflasi pangan awalnya 10,57 persen menjadi 1,26 persen. "Kalau inflasi naik, kemiskinan naik dan kalau inflasi turun jauh, petani yang merugi. Ini posisi ideal, ukuran pertumbuhan ekonomian Indonesia," jelasnya.

Capaian berikutnya, lanjut Amran, ekspor pangan naik 29,7 persen nilainya Rp 1.360 triliun dan investasi naik 110 persen nilainya Rp 94,2 triliun. Selain itu, kontribusi sektor pertanian meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional (PDB) naik 47,2 persen nilainya Rp 1.375 triliun.

"Dulu waktu serah terima, ekspor pertanian Rp 400 triliun, jadi ada kenaikan kurang lebih Rp100 triliun. Kemudian ada el nino terdahsyat sepanjang sejarah, tapi alhamdulillah kami bisa lewati," sebutnya,

Menurut Amran, capaian tersebut diraih melalui langkah atau program terobosan, sehingga tidak serta merta terjadi, di antaranya melalui perubahan kebijakan atau perubahan sistem melalaui online single submission dan pengurusan izin dokumen ekspor yang disusun sesingkat mungkin.

"Dulu mengurus izin bisa butuh waktu 3 tahun, 1 tahun, 3 bulan. Tapi hari ini di Kementan tanpa pungli, kalau kami temukan kami langsung pecat, sekarang mengurus izin hanya butuh 3 jam dan tidak perlu ketemu. Hasilnya investasi naik dan berdampak pada inflasi turun sehingga sektor pertanian, penyumbang terbesar penurunan inflasi," katanya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement