Kamis 13 Dec 2018 14:42 WIB

BI Ungkap Tiga Kunci Percepatan Ekonomi NTB

Pemerintah perlu mempercepat rehabilitasi dan rekonstruksi bangunan terdampak gempa.

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Friska Yolanda
Bank Indonesia
Foto: Republika/Prayogi
Bank Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menggelar pertemuan tahunan BI 2018 bertajuk "Sinergi untuk Ketahanan dan Pertumbuhan" di Ruang Serbaguna Kantor Perwakilan BI Provinsi NTB di Jalan Langko, Kota Mataram, NTB, Kamis (13/12). BI mendorong tiga hal untuk memulihkan perekonomian NTB yang sempat lumpuh akibat gempa.

Kepala Perwakilan BI Provinsi NTB Achris Sarwani mengatakan, 2018 merupakan tahun penuh tantangan bagi ekonomi Indonesia. Sebab, di tengah upaya mendorong momentum pertumbuhan ekonomi nasional, ekonomi global justru bergerak penuh ketidakpastian. Achris menyampaikan bahwa 2018 ini tantangan bagi perekonomian nasional dan Provinsi NTB cukup berat.

"Ekspor luar negeri Provinsi NTB terkontraksi seiring dengan terbatasnya kinerja tambang, yang disebabkan oleh cadangan bijih tembaga yang semakin menurun," ujar Achris.

Selain itu, dia katakan, tekanan terhadap sektor nontambang juga terjadi karena adanya bencana gempa. Tekanan-tekanan tersebut menyebabkan ekonomi Provinsi NTB pada kuartal III 2018 terkontraksi sebesar 13,99 persen (yoy), sedangkan ekonomi nontambang juga terkontraksi 0,36 persen (yoy). 

 

Namun demikian, lanjut Achris, stabilitas harga di Provinsi NTB relatif terkendali. Hal ini tidak lepas dari sinergi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dan Satgas Pangan Provinsi NTB dalam menjaga ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, keterjangkauan harga, dan komunikasi yang efektif dalam kebijakan pengendalian inflasi. 

"Kami berpendapat setidaknya terdapat tiga hal yang perlu dilakukan bersama untuk mempercepat pemulihan ekonomi Provinsi NTB dan menciptakan perekonomian yang semakin kuat, inklusif, dan berkualitas," lanjut Achris.

Pertama, perlunya mempercepat proses rehabilitasi dan rekonstruksi bangunan terdampak gempa. Kedua, mengoptimalkan peluang Provinsi NTB sebagai destinasi pariwisata prioritas nasional. Ketiga, mengoptimalkan pontensi sumber daya alam dengan melakukan peningkatan nilai tambah.

Gubernur NTB Zulkieflimansyah menyampaikan, pemulihan dan pengembangan ekonomi Provinsi NTB membutuhkan dukungan dan sinergi dari berbagai pihak untuk mempercepat langkah rekonstruksi dan rehabilitasi bangunan, meningkatkan tingkat kunjungan wisatawan ke NTB, serta menciptakan sumber pertumbuhan ekonomi baru dari kekayaan sumber daya alam yang dimiliki. 

Zulkieflimansyah juga menyampaikan terima kasih kepada Bank Indonesia yang telah menjadi mitra strategis Pemerintah Daerah dalam berbagai hal, termasuk Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dalam penyusunan kajian ekonomi.

"Terima kasih Bank Indonesia yang telah mendorong kinerja sektor pariwisata, memberdayakan UMKM, mendorong kelancaran sistem pembayaran tunai maupun non tunai, dan sejumlah program sosial," ujae Zulkieflimansyah. 

Selain itu, yang tampak berbeda pada tahun ini, sebagai rangkaian Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) juga diselenggarakan expo UMKM binaan Bank Indonesia, pasar murah yang merupakan bagian dari program kerja Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi NTB, penukaran kartu GPN, penukaran uang baru dan uang yang ditarik dari peredaran, fashion show, library on the street, dan band performance, yang sebagian berlangsung di halaman Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB.

"Dengan demikian, masyarakat dapat menikmati berbagai acara tersebut dengan berbelanja barang kebutuhan pokok di pasar murah, melihat produk Bank Indonesia di perpustakaan yang akan dipasang di halaman kantor, atau menukarkan uang yang telah ditarik dari peredaran," kata Zulkieflimansyah. 

 

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement