REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution meminta Pertamina segera menyelesaikan proyek pembangunan kilang. Sebab, melalui proyek kilang ini Indonesia bisa menekan impor bahan baku.
Darmin menjelaskan ada tiga kelompok besar industri yang selama ini belum bisa ditopang dari produksi dalam negeri. Tiga Industri besar ini sangat bergantung pada proyek petrokimia. Yaitu, industri baja, petrokimia, dan industri kimia dasar termasuk farmasi.
"Nggak ada ini makanya impor kita bergeraknya cepat terus. Tahun ini saja naik 22 persen per tahun. Ekspornya cuman 8-9 persen. Kenapa begini, karena kita gak punya industri petrokimia," ujar Darmin di Kantor Pusat Pertamina, Senin (10/12).
Darmin berharap dengan adanya proyek ini harapannya ketergantungan indonesia atas impor bahan baku bisa ditekan. Ia meminta Pertamina bisa segera menyelesaikan proyek ini dalam waktu dekat.
"Dengan hadirnya dua proyek kilang yang baru ditandatangani hari ini mudah-mudahan kita tidak masih impor, sehingga kita alami masalah yang sudah berlangsung puluhan tahun transasksi berjalan negatif," ujar Darmin.
Dalam kesempatan sama Menteri ESDM, Ignasius Jonan mengatakan selama ini pemerintah menunggu semua proyek kilang yang tak kunjung dikerjakan oleh Pertamina. Jonan mengatakan, kilang merupakan salah satu komponen penting untuk bisa mencapai industri petrokimia.
Selama ini pemain petrokimia di Indonesia hanyalah Candra Asih. Mestinya, kata Jonan Pertamina bisa mengambil peran ini.
Jonan menjelaskan jika Pertamina tidak segera menuntaskan proyek kilang ini maka tidak akan ada ketahanan energi kedepan. Padahal, pemerintah sangat ingin Pertamina menjadi industri petrokimia yang besar juga.
"Candra asih 25 tahun lalu dibuat oleh orang yang tidak sekolah petrokimia. Kita Pertamina belum pernah buat segitu besar. Jangan sampai kalah lah," ujar Jonan.
Jonan mengatakan Pertamina sebagai salah satu industri hulu migas harus bisa mengambil peran strategis. Ia mengatakan selama puluhan tahun Pertamina hanya punya Kilang Balongan.
Ia mengatakan, mestinya proyek pembangunan kilang ini bisa lebih cepat. "Kilang terakhir Balongan yang dibangun. Hulu migas sudah lama tidak jadi tuan rumah jadi saya harapkan ini (petrokimia) bisa lebih maju," tuturnya.